The Slut

20 3 0
                                    

Satu notifikasi dari ponsel yang terletak di atas meja membangunkan gadis itu dari tidur nyenyaknya, rambutnya berantakan, begitu pun dengan lingerie berbahan satin berwarna hitam yang dia pakai. Sedikit mengatur napas, gadis itu lantas bangkit dari tidurnya setelah berhasil meraih ponsel yang tak kunjung berhenti memekakkan telinga.

Sial, gerutunya di dalam hati. Sekarang masih jam delapan malam, dan dia masih butuh tidur sebab kelelahan setelah melakukan pekerjaannya kemarin malam. Tapi, entah kenapa notifikasi di ponselnya berhasil membuatnya merasa kesal. Jam delapan malam dan dia harus kembali menyiapkan diri untuk melakukan pekerjaannya. Ya, setidaknya ada satu lagi pelanggan yang bisa memberinya uang untuk kebutuhan hidup.

"Hallo?" Dengan suara sengau khas bangun tidur, gadis itu bersuara manakala berhasil tersambung pada nomor pelanggan yang mengganggu waktu tidurnya itu.

"Rumah?" Ulangnya tatkala si penelpon menyebut lokasi yang akan digunakan, "orang kaya, ya?" Tanyanya lagi, "soalnya, hanya orang-orang kaya yang bisa tinggal di sana."

Gadis itu lantas menyugar rambut sebahunya, pun bangkit setelah berhasil menyentuhkan kaki telanjangnya pada lantai yang dingin. "Tiga puluh menit lagi, aku akan ke sana."

Setelah itu, sambungan telepon terputus. Gadis itu menatap pantulan dirinya pada cermin yang berada di hadapannya, sekalipun ruangan itu hanya disinari oleh lampu tidur, tapi kecantikannya akan selalu terlihat. Rambut hitam sebahu yang berkilau, tubuh ramping, pun kulit yang seputih porselen. Hidung bangir, alis tebal, mata bulat, dan bulu mata yang lentik. Siapapun yang melihat, akan berdecak kagum.

Dia adalah definisi cantik yang orang-orang agungkan.

Merasa puas mengagumi dirinya sendiri lewat pantulan cermin, gadis itu lantas beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Ya, malam ini akan menjadi malam yang panjang untuknya.

~•~

Sosial media adalah tempat di mana semua orang mengekspresikan dirinya, menjadi diri sendiri, atau mungkin membohongi diri sendiri. Sosial media itu tempat yang mengerikan, tapi juga menyenangkan. Apa yang tak pernah dilihat, akan terlihat di sana. Apa yang jauh, akan terasa dekat di sana.

Sosial media dari masa ke masa mengalami banyak sekali perubahan, yang dulunya hanya digunakan sebagai tempat berkomunikasi dengan kerabat yang berada di tempat yang jauh, tapi sekarang juga bisa digunakan sebagai tempat mendapatkan uang. Selebriti, orang biasa, bahkan mereka yang berada di dalam pemerintahan sekalipun.

Gaun hitam tanpa lengan selutut itu nampak cantik membalut tubuhnya, pun rambutnya yang tergerai membelai bahu mulus yang indah. Mobil yang tadi membawanya ke tempat ini, sekarang sudah beranjak pergi meninggalkannya di depan sebuah rumah besar yang persis seperti istana dalam dongeng-dongeng naif seperti Cinderella. Ah, walaupun tak suka dongeng, tapi dulu dia pernah dibacakan dongeng-dongeng itu sewaktu sekolah.

Baru sekali menekan bel yang terdapat pada pagar rumah berbahan beton itu, pintu dari kayu jati yang dicat dengan warna hitam itu terbuka dengan sendirinya. Ya, of course. He's a crazy rich. Gadis itu mengedikkan bahunya sejenak, sebelum akhirnya beranjak masuk sebelum akhirnya pintu itu kembali tertutup.

Menaiki beberapa anak tangga dengan pemandangan taman luas di sisi kiri, serta kanan, gadis itu berhasil berdiri di depan pintu kayu yang diukir cantik. Beberapa menit menunggu, akhirnya pintu itu terbuka, dan menampilkan seorang wanita dengan pakaian khas pelayan. Wajahnya cantik, tubuhnya juga seksi. Wanita itu tersenyum, yang dibalas oleh gadis itu.

"Selamat datang, Nona. Tuan sudah menunggu di dalam," ujarnya, tapi belum sempat melangkahkan kaki dengan sepatu heels miliknya, pelayan itu kembali bersuara. "Tapi, Tuan meminta Nona untuk membersihkan terlebih dahulu."

The Whalien ClubWhere stories live. Discover now