Masalah

5 2 0
                                    

"Kau tahu, setiap orang punya masalah."

Gadis kecil itu menoleh pada sosok yang duduk di sebelahnya. Sosok itu terlihat berantakan dengan bekas air mata yang masih terlihat pada wajahnya. Asap putih berbau menyengat dari gulungan nikotin yang terapit pada kedua jarinya melayang di udara beberapa detik, sebelum akhirnya menghilang.

"Masalah? Maksudnya?" gadis kecil itu bertanya dengan kening berkerut.

"Ya, seperti orang kaya yang menangis karena tidak mendapatkan kasih sayang dari orangtua atau orang miskin yang menangis karena tidak punya uang."

Gadis itu kini mendengus, "Lalu?"

Asap putih itu kembali dihembuskan, "Kurasa seseorang yang mengakhiri hidupnya terlalu menutup mata akan itu semua, sebab setiap orang punya masalah."

"Benarkah?" lagi, gadis itu bertanya. "Bagaimana kalau seseorang yang mengakhiri hidupnya tidak punya semuanya?" yang ditanya nampak membolakan mata.

Gadis kecil itu menggoyang-goyangkan kakinya. Lautan nampak bersinar diterpa sinar rembulan. Sedangkan sosok itu masih bergeming. Tubuhnya stagnan. Kepalanya seperti akan meledak.

"Seperti dirimu," lanjut gadis kecil itu bersuara, "Bukankah kau menyatu dengan laut karena tidak punya apa-apa untuk dijadikan rumah? Makanya kau pergi karena sudah lelah menangis dan memilih menyerah."

Fin

The Whalien ClubWhere stories live. Discover now