Uang

6 1 0
                                    

"Lo pernah suka sama temen nggak, sebelumnya?"

Adalah pertanyaan yang Alana dengar dari sosok lelaki yang duduk di hadapannya. Perempuan itu hanya mendengus, kemudian menggeleng. Well, sebenarnya dia terlalu sibuk untuk menimpali sebuah pertanyaan aneh yang dilontarkan oleh lelaki bernama Gama ini. Kepalanya bahkan sudah terlalu penuh oleh banyak masalah hidup dan Gama datang membawa begitu banyak pertanyaan yang nyaris membuatnya kepikiran setiap malam.

"Lo nggak pernah? Seriusan? Caranya gimana, sih? Kok gue nggak bisa, ya?" cecar lelaki itu kemudian.

Menghela napas, Alana yang tadi sibuk membersihkan meja tempat Gama berada lantas duduk di hadapannya. "Anggap aja temen lo sebagai keluarga dan fokus sama hal-hal buruk mereka aja, nanti juga ilfil sendiri."

Mengangguk-anggukkan kepalanya paham dengan apa yang barusan dia dengar, Gama kembali melempar tanya. "Kalau jatuh cinta sama orang, lo pernah?"

"Pernah, emang ada orang di dunia ini nggak pernah jatuh cinta?"

Benar, pertanyaan aneh itu seharusnya sudah dia ketahui jawabannya. Hanya saja Gama tidak tahu bahwa Alana akan memberikan jawaban seperti itu, sebab dia pikir perempuan itu akan menjawab dengan pernyataan yang sama dengan pertanyaan yang pertama. Lagi pula, orang-orang di kampus juga tahu bahwa Alana belum pernah menjalin hubungan dengan siapa pun sebelumnya, padahal dia punya tampang yang lumayan untuk dijual.

"Sama siapa? Kok, gue nggak tahu kalau lo pernah suka sama orang?"

Menopang dagunya, Alana lantas menggeleng. "Bukan orang," jawabnya, pun tersenyum kecil dengan kedua manik menatap lekat pada milik Gama. "Tapi sama uang, gue jatuh cinta sama uang."

"Aneh," timpal Gama, "Lo suka uang ketimbang orang?"

Menganggukkan kepalanya, Alana lantas meluruskan tubuhnya dengan kedua tangan bersilang di depan dada. "Karna uang nggak pernah bikin lo kecewa atau sakit hati, Gama. Sedangkan manusia adalah sumber dari segala penyakit hati yang bisa bikin lo rasanya mau mati karna kecewa."

"Itulah alasan kenapa lo jadi simpenan bokap gue?"

Well, satu-satunya hal yang bisa Alana lakukan hanyalah bergeming. Dihadapannya ini, sosok yang baru saja melontarkan sebuah pertanyaan yang membuatnya tidak mampu berkata, adalah anak dari lelaki yang telah menjalin hubungan cukup lama dengannya. Sosok yang juga menjadi satu-satunya sahabat yang dia punya.

"Uang itu bisa bikin kecewa, Alana. Bahkan lebih dari apa yang lo pernah rasain dari manusia."

Fin

The Whalien ClubWhere stories live. Discover now