Human or Siren || 07

3.5K 364 10
                                    

Hello!
Call me Rahma, okay?
Jangan lupa tekan tombol bintangnya ya kawan ⭐

Selamat menikmati dunia halu!

Selamat menikmati dunia halu!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.

"Cal, lo nanti pulang duluan. Naik taksi. Gue ada urusan," celetuk Raskal seraya menusuk bakso bakar miliknya.

Saat ini mereka tengah berada di kantin. Seperti biasa, Calli bergabung dengan inti Redneck. Gadis itu nampak biasa saja, berbeda dengan gadis lain, bila di dekati oleh inti Redneck, jiwa mleyotnya menggelora.

"Kamu mau kemana?" bukannya jawaban yang diberikan, Calli justru kembali bertanya.

Raskal menoleh, menatap Calli tepat di manik mata gadis itu, "gak usah kepo! Pulang sekolah, langsung pulang," ketus Raskal.

Baru saja Calli ingin membalas, namun Tirta lebih dulu angkat bicara, "turutin aja kali Cal. Santai aja, urusannya Raskal bakal kita awasi,"

Mata Calli memicing sebelum kepalanya mengangguk, "oke!"

Raskal lega mendengarnya. Begitu juga dengan empat inti Redneck lainnya.

Mereka berenam melanjutkan memakan pesanannya. Kadang diselingi canda tawa hingga suasana di meja itu tidak ada kecanggungan.

Sret

Rambut Calli dijambak tiba-tiba oleh seorang gadis. Dia Lita, dengan tiba-tiba menjambak rambut Calli.

"Awsh," ringis Calli. Jambakan Lita benar-benar terasa sakit. Inti Redneck membulatkan matanya ketika melihat Lita yang menjambak rambut Calli.

"Lo bener-bener ya, udah gue peringatin kemarin, jangan deket-deket sama Raskal. Raskal itu punya gue!" tukas Lita tajam.

Calli benci ditindas. Maka ia yang akan menindas balik.

Calli menggapai tangan Lita yang ada di belakang kepalanya. Ia menarik tangan Lita laly menghempaskan ke samping. Lita ikut jatuh karena kurangnya keseimbangan pada badannya.

Sontak seluruh penghuni kantin membulatkan matanya. Termasuk inti Redneck yang melongo tak percaya.

Calli berdiri. Mata elangnya menatap tajam Lita yang meringis di bawah sana.

"Beraninya kamu sentuh aku," geram Calli marah.

"Punya hak apa kamu sentuh aku hah? Asal kamu tau, aku berusaha keras melindungi tubuhku dari kuman serta kotoran sepertimu," sarkas Calli membuat penghuni kantin terdiam.

Human or Siren?Where stories live. Discover now