Human or Siren || 52 • Ending

3.5K 323 37
                                    

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

.
.
.
.
.

Waktu sudah menunjukkan tengah malam. Namun Yoga dan Raskal masih belum memejamkan matanya. Keduanya duduk di depan tenda dengan api unggun yang menyala. Mereka masih ingin terjaga. Siapa tau Shera dan Calli akan datang. Mereka selalu yakin dengan itu.

Entah mengapa, hawa malam ini terasa begitu dingin. Lebih dingin dari biasanya. Ombak di laut pun bergelung tak beraturan. Suara yang dihasilkan dari deburan ombak itu cukup membuat mereka berdua merinding. Sepertinya cuaca berubah dengan tiba-tiba. Sejujurnya, Yoga dan Raskal merasa sedikit takut. Melihat kondisi cuaca yang berbeda dari pertama kali mereka datang.

"Ayah, ada yang aneh gak sih?" tanya Raskal memecah keheningan. Bukan tanpa sebab Raskal menanyakan hal itu. Sedari tadi Raskal merasa ada yang mengganjal dengan pulau ini.

"Apa? Ayah gak terlalu ngerasain. Tapi feeling ayah, ini bukan hal baik," balas Yoga.

Keduanya mengamati sekitar. Tak ada siapapun dan apapun. Hanya ada mereka berdua di pulau ini. Hanya berdua.

"Ayah, perasaan aku gak enak," tutur Raskal resah. Netranya bergerak liar, mengamati pulau tersebut yang terasa mencekam.

"Raskal, kayaknya ada salah satu makhluk di sekitar sini. Mungkin dia siren. Karena setau ayah, mermaid gak bakal buat suasana jadi kaya gini," jelas Yoga memberitahu.

Keduanya mulai waspada. Masing-masing dari keduanya meraih satu buah kayu yang terdapat api di ujungnya, untuk membantu melihat ke sekitar.

"Ayah, berdiri! Ombaknya mulai naik!" seru Raskal menunjuk ke arah laut.

Dua orang laki-laki itu lekas mengambil barang-barang yang dirasa penting, dan dibawa untuk memasuki pulau. Menghindari air laut yang seolah mengejar mereka.

"Ayah, dia siren," bisik Raskal seraya menunjuk satu makhluk yang terus menatap tajam mereka dari laut.

Keduanya bersembunyi. Jadi mungkin, siren itu tidak dapat melihat keduanya dengan jelas.

"Raskal, jangan sampai kelihatan!" peringat Yoga. Raskal mengangguk patuh. Ia menyembunyikan tasnya di balik batu besar.

"Aku harap bunda cepat datang," lirih Raskal yang dapat didengar oleh Yoga.

Pria itu nampak memejamkan matanya. Yoga berdoa dalam hati, agar Shera cepat datang dan membantu dirinya juga Raskal. Yoga dan Raskal benar-benar merasa takut sekarang. Karena yang mereka hadapi bukanlah manusia biasa. Melainkan siren.

Sementara itu, Shera dan Calli mulai menyembulkan kepalanya ke permukaan. Mereka berada tak jauh dari daratan Pulau Sirenum Scopuli. Netra tajam keduanya bergerak mengawasi apa saja yang terjadi.

Human or Siren?حيث تعيش القصص. اكتشف الآن