Human or Siren || 14

2.5K 299 26
                                    

Hello!
Call me Rahma, okay?
Jangan lupa tekan tombol bintangnya ya kawan ⭐

Selamat menikmati dunia halu!

Selamat menikmati dunia halu!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.

Hari ini siswa-siswi SMA Majapahit diminta untuk membantu membersihkan lapangan sekolah. Karena kotornya lapangan sekolah akibat acara kemarin. Seharusnya, lapangan sekolah tidak begitu kotor. Karena di tiap sudut sudah diberikan plastik kresek khusus sampah. Tapi yang namanya anak remaja, ada saja ulah mereka.

Kemarin, ada beberapa anak yang dengan sengaja membuang sampah sembarangan. Jumlahnya tak sedikit. Sebagai hukumannya, seluruh siswa-siswi SMA Majapahit diminta membersihkan lapangan sekolah, plus kelas mereka masing-masing. Bisa dibilang hari ini free pelajaran karena siswa-siswi membersihkan lapangan serta kelasnya.

Raskal dkk beserta Calli berada di dalam kelas untuk membersihkan kelas. Bersama dengan teman-teman yang lain, mereka mulai menyapu lantai, membersihkan jendela, merapikan meja kursi, dan tak lupa mengepel lantai.

Tapi ada saja yang bermalas-malasan dan tak ikut kerja bakti. Ochi contohnya. Perempuan dengan dandanan menor itu justru asik memakai lipstiknya, walau bibirnya sudah merah seperti habis meminum darah. Teman sekelasnya pun sudah pasrah untuk menyuruhnya ikut kerja bakti. Karena percuma saja, perempuan itu akan mengeluarkan banyak alasan tak masuk akal.

"Kemarin ya, tetangga ku ada yang gak ikut kerja bakti. Eh besoknya meninggal. Kasihan ya?" sindir Calli seraya menyapu lantai kelas. Sontak seisi kelas terkecuali Ochi pun menahan tawanya.

"Emang beneran Cal?" tanya Fatur ikut-ikutan.

Calli mengangguk lugu, "bener. Kalo gak percaya, tanya aja sama Raskal,"

Ekspresi Calli yang seperti anak kecil itu membuat Raskal mau tak mau mengangguk.

"Tuh kan,"

Ochi menghentikan kegiatannya. Ia menatap tajam Calli yang sedang menyapu.

"Lo nyindir gue hah?!" sentak Ochi dengan tangan yang memegang lipstik serta kaca kecil berbentuk bundar.

"Aku? Nyindir kamu? Buat apa? Mulut aku terlalu suci buat kasih kamu sindiran," pedas Calli membuat Ochi marah.

Lain halnya dengan teman sekelas mereka,  justru sudah ada yang tertawa ngakak melihat ekspresi Ochi yang mirip seperti nenek lampir.

"Belum pernah tau rasanya dijambak hah?!" sentak Ochi untuk kedua kalinya.

"Dijambak? Gak usah Chi, makasih. Kalo kamu jambak rambut aku, yang ada aku harus mandi kembang tujuh rupa. Ribet!" celotehnya.

Human or Siren?Where stories live. Discover now