.
.
.
.
.Suasana mendadak tegang. Lima pemuda beserta satu orang gadis itu duduk dengan berjarak. Salah satu dari mereka menatap gadis itu dengan penuh kerinduan. Satu lainnya menatap gadis itu dan lelaki tadi dengan tatapan sendu.
"Calli, kenapa gak mau peluk aku?" tanya Raskal pelan.
Calli hanya diam tanpa membalas pertanyaan Raskal. Ia justru menatap keempat sahabat Raskal seolah memberi kode.
"Kal, kita ke kamar lo ya?" tanya Sagam meminta ijin. Ia seolah paham akan kode yang diberikan Calli. Gadis itu ingin berbicara, hanya berdua.
Raskal mengangguk samar. Keempatnya pergi setelah mendapat persetujuan Raskal.
"Calli, kenapa kamu gak mau peluk aku? Aku kangen tau sama kamu. Aku selalu cari kamu kemanapun, bahkan ke pantai juga," tutur Raskal dengan sedih.
Calli tak merespon. Ia hanya menatap Raskal tanpa minat.
"Katanya udah gak peduli. Kok malah ngerengek?" tanya Calli sinis. Raskal dibuat terdiam oleh gadis itu.
"Sayang--"
"Matamu sayang!" potong Calli dengan mata melotot.
"Calli, maaf in aku ya?" mohon Raskal dengan wajah memelas.
Calli berdehem sejenak. Membuat Raskal menghela napas lalu menyenderkan punggungnya ke sandaran sofa.
"Aku kesini cuma mau nyelesaiin sesuatu," ucap Calli membuat perasaan Raskal tiba-tiba tidak enak.
"Apa?" tanya Raskal gugup.
"Aku mau kita selesai sampai disini. Aku mau, hubungan yang pernah kita buat, berhenti sampai disini,"
Bagai tersambar petir di siang bolong, jantung Raskal berdegup kencang serta tubuhnya yang terasa kaku. Raskal menatap tak percaya pada Calli. Ia beranjak dan duduk di dekat kaki Calli secara tiba-tiba. Hal itu tentu saja membuat Calli terkejut.
"Calli, jangan putus. Aku gak mau putus. Maaf, maafin ucapan aku waktu itu. Maaf Calli. Aku cuma emosi, aku gak serius sama ucapan aku. Maaf, maaf, maaf," ujar Raskal sembari memeluk erat kaki Calli.
Gadis itu terhenyak mendengar suara Raskal yang bergetar. Ia berusaha menarik tubuh Raskal agar lelaki itu dapat duduk di sebelahnya.
"Tapi aku mau kita udahan," ucap Calli membuat air mata yang sedari ditahan oleh lelaki itu kini keluar dengan sendirinya.
"Gak! Gak boleh. Aku gak mau kita putus. Kamu mau apa? Biar aku turutin. Asal jangan putus. Atau kamu minta putus karena kecewa sama perkataan aku kemarin? Iya kan? Iya kan Calli? Kalo gitu kamu mau apa? Mau aku bersujud di kaki kamu? Kalo itu mau kamu aku turutin, asal jangan putus. Ak--"
YOU ARE READING
Human or Siren?
FantasyDia berasal dari Pulau Sirenum Scopuli, Italia. Parasnya ayu bak dewi Yunani. Namun tak ada yang tau, apakah hatinya seindah wajahnya, ataukah tidak. Dia sang ratu siren dari Pulau Sirenum Scopuli. Pemilik suara merdu namun menghanyutkan bagi siapa...