Human or Siren || 49

1.6K 179 15
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.

Shera sudah sampai di Pulau Sirenum Scopuli. Pulau itu nampak begitu sepi. Seperti tak ada tanda-tanda kehidupan. Karena sebenarnya, jarang ada manusia yang pergi ke pulau ini. Mereka terlalu terpengaruh oleh mitos di pulau ini.

Orang jaman dahulu bilang, manusia mana yang pergi ke pulau ini, akan menjadi bagian dari siren. Mereka percaya ini, karena mereka pernah mendengar kutukan untuk Pulau Sirenum Scopuli. Namun pada nyatanya, itu hanyalah mitos belaka. Bukan merupakan kenyataan yang harus dihadapi di depan mata.

Saat ini Shera masih berada di pesisir. Ia ingin mengistirahatkan dirinya terlebih dahulu. Berenang dari perairan Indonesia sampai ke Italia tidaklah dekat. Ia merasa begitu letih usai menghabiskan waktu selama dua hari hanya untuk berenang.

"Kayaknya Yoga bakal nyusul," monolog Shera. Entahlah, feeling Shera saja ataukah akan menjadi kenyataan. Namun itulah yang ia rasakan.

"Tapi dia gak tau aku ada dimana," lanjutnya lirih.

Wanita itu beranjak dari duduknya. Ia berjalan ke tepi laut. Ia memasukkan kakinya ke dalam air itu. Airnya begitu tenang. Hanya ombak kecil saja yang bergelung. Tak lama, Shera menjatuhkan dirinya ke tanah. Ia menunggu perubahan pada dirinya.

"Masih bagus juga nih ekor," pujinya pada diri sendiri. Ekor dengan berwarna merah muda yang sedikit menyala itu masih terlihat baik-baik saja. Shera kira, sisik pada ekornya akan sedikit mengelupas. Nyatanya tidak.

Shera menceburkan dirinya ke lautan. Ia kembali berenang ke kedalaman untuk menuju ke istana miliknya. Ia yakin, beberapa rakyat disana pasti akan terkejut saat melihatnya.

Sementara itu, sejak kemarin Yoga dan Raskal masih terus berusaha mencari dimana keberadaan Shera. Mereka menanyakan kepada orang-orang melalui foto Shera. Namun usaha mereka tak membuahkan hasil.

Saat ini Yoga dan Raskal sedang berada di salah satu cafe terkenal yang terletak di ibukota. Keduanya memutuskan untuk beristirahat sejenak usai mencari Shera sejak pagi tadi. Di depan mereka sudah ada secangkir kopi hangat, dengan uap yang masih terlihat. Udara hari ini cukup dingin, maka dari itu, mereka memutuskan untuk memesan minuman hangat.

"Yah, aku rasa kita harus coba cara lain," celetuk Raskal sembari menatap uap yang menguar dari secangkir kopi di depannya.

"Cara apa?" Yoga bertanya dengan tangan yang mengangkat cangkir kopinya. Ia meniup sejenak lalu menyeruput cairan berwarna coklat kehitaman itu sedikit demi sedikit.

"Mungkin kita harus tanya ke orang-orang, ada atau enggak, pulau yang isinya siren atau makhluk mitologi lainnya,"

"Karena menurutku, kalau kita cari pakai foto bunda, rata-rata orang udah lupa siapa bunda, atau bahkan ada yang gak kenal. Kata bunda kan, terakhir kali dia terlihat di stasiun tv waktu mau melahirkan," lanjut Raskal menjelaskan. Ia meminum kopinya karena dirasa kerongkongannya sedikit kering.

Human or Siren?Where stories live. Discover now