Human or Siren || 50

1.6K 180 6
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.

Yoga dan Raskal sudah berada di bandara. Mereka berniat melakukan penerbangan malam ini. Tujuan mereka adalah Italia, tempat dimana pulau itu berada. Sebelumnya Raskal sudah memberitahu Yoga tentang ini. Respon pria itu ikut membuat Raskal bahagia. Maka dari itu, keduanya memutuskan untuk cepat-cepat pergi ke Pulau Sirenum Scopuli untuk menemui Shera dan juga Calli.

Lima menit berlalu, pesawat yang akan mereka tumpangi akan segera lepas landas. Keduanya memutuskan untuk masuk ke pesawat. Namun sebelumnya, mereka mengecek barang bawaan mereka terlebih dahulu. Tak tanggung-tanggung, bahkan mereka membawa tenda lipat. Setelah dirasa komplit, mereka mulai masuk ke pesawat melalui jalur yang telah ditentukan.

"Raskal, ayah harap, bunda kamu ada waktu kita sampai disana nanti," celetuk Yoga saat mereka sudah duduk di kursi pesawat.

Raskal yang semula menatap ke arah luar melalui jendela pesawat, kini menatap ayahnya, "semoga aja," sautnya.

Karena mereka tau, Shera mungkin akan jarang pergi ke daratan, mengingat tempat tinggal sebenarnya dari wanita itu adalah di dalam lautan.

Pesawat yang mereka tumpangi mulai lepas landas. Yoga dan Raskal tidak lupa berdoa untuk keselamatan mereka selama di perjalanan. Selama perjalanan itu pula, keduanya hanya diam dan fokus pada kegiatannya masing-masing. Hanya sesekali Yoga memastikan keadaan anaknya, dengan menanyakan 'mau makan?' atau juga 'kalau mau tidur nyender ke ayah aja'. Benar-benar sosok ayah yang peduli pada anaknya.

Sementara itu, di Pulau Sirenum Scopuli, Shera tengah berada di kerajaannya. Ia duduk di singgasananya itu. Sudah lama ia tak menempatinya. Ia merasa rindu dengan suasana seperti ini.

"Apa kabar dengan mereka ya?" gumam Shera bertanya. Beberapa pelayan yang setia di sisi Shera itu nampak bingung dengan apa yang Shera bicarakan.

Shera memang berbicara di dalam batin. Namun tentu saja kaum siren dan mermaid lain yang berada di dekatnya tetap mendengar apa yang dikatakan oleh wanita itu. Bahasa yang digunakan Shera membuat mereka tidak paham. Tetapi mereka hanya bisa diam, lantaran tak berani menanyakan langsung.

"Roda kehidupan akan terus berjalan kan? Apa mungkin ini semua akan berakhir kebahagiaan? Atau justru kesedihan?" monolog Shera penuh tanya.

Wanita itu sejak tadi memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan masa depannya. Akan kah masa depannya itu bahagia tanpa suami dan anaknya, atau justru sebaliknya? Berada jauh dari mereka tentu membuat wanita itu merasakan rindu yang teramat dalam. Ingin mengunjungi mereka pun membutuhkan waktu yang lama, dikarenakan jarak tempuh serta waktu yang ia perlukan untuk sampai ke perairan Indonesia.

Human or Siren?Where stories live. Discover now