Human or Siren || 40

1.4K 173 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

"Jadi, tante Shera itu, sebenernya masih hidup?" tanya Revan sembari menatap sebuah kertas yang terletak di tengah-tengah mereka berempat.

Setelah mereka berempat berhasil masuk ke ruangan pribadi Jose, keempat lelaki itu mulai menjelajahi ruangan yang cukup luas tersebut. Beberapa dokumen yang semula tertutup rapi pun dibuka dan dicek satu persatu oleh mereka semua. Hingga tak sengaja Delvino menemukan sebuah map berisikan surat dan juga sebuah foto seorang wanita dengan nama yang berada di baliknya.

"Seperti yang kita liat, ternyata tante Shera emang masih hidup. Dalang dari penculikan tante Shera, ya om Jose itu sendiri," balas Erkan.

"Cantik juga ya tante Shera. Gak heran sih kalo om Jose sampai tergila-gila sama dia," sahut Ciko.

"Obsesinya makin gede," timpal Delvino.

"Sekarang, kita cari kamar yang dipake sama tante Shera. Kita harus bawa dia kabur, dan kembaliin tante Shera ke om Yoga!" perintah Erkan tiba-tiba. Ketiga sahabatnya mengerutkan kening bingung.

"Kenapa? Kok mendadak lo jadi baik sama mereka?" tanya Revan penasaran.

"Gue tau tabiat om Jose. Obsesi om Jose gak bakal pernah selesai sampai dia sendiri mati," jawab Erkan serius. Ketiga sahabatnya terkesiap mendengar jawaban Erkan, ditambah raut wajah lelaki itu nampak serius.

"Ya udah, tunggu apalagi? Ayo kita cari sekarang! Sebelum bodyguard om Jose menyebar," ujar Delvino menanggapi.

Keempat remaja itu menyelinap keluar ruangan Jose lalu mencari kamar dimana Shera berada. Mereka masih harus berhati-hati, karena di tiap sudut mansion terdapat cctv, belum lagi jika ada bodyguard Jose yang melihat mereka.

Sementara itu, di salah satu taman yang terletak di wilayah ibukota, sepasang suami-istri beserta seorang gadis cantik tengah tertawa bahagia sembari duduk di kursi taman. Nampak sang gadis membawa satu buah cup es krim berukuran besar. Gadis itu duduk di tengah-tengah sepasang suami-istri tadi.

"Calli seneng?" tanya Wira lembut.

Calli menganggukkan kepalanya antusias. Bibirnya yang belepotan akibat noda es krim membuat gadis itu terlihat semakin lucu. Hal itu membuat sepasang suami istri yang tak lain Wira dan Alen tertawa renyah.

"Lucu banget sih kamu," gemas Alen membuat Calli mengulas senyumnya.

"Gak atau aja kalo aku kejam," batin Calli.

"Nah Calli, setelah ini, kamu mau kemana?" tanya Wira sembari mengelus pelan pucuk kepala Calli dengan sayang.

"Em...Calli mau pulang aja," putus Calli membuat senyum di wajah Alen luntur. Melihat istrinya bersedih, Wira bertanya kembali.

Human or Siren?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang