Human or Siren || 36

1.5K 186 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Hari ini Calli dan Raskal kembali bersekolah seperti biasa, usai pihak sekolah memberi jadwal libur setelah melaksanakan kegiatan study tour. Kedua sejoli ini berangkat bersama dengan menggunakan mobil, karena cuaca pagi ini cukup mendung. Raskal takut jika tiba-tiba hujan mengguyur mereka saat masih berada di dalam perjalanan.

Kini keduanya sudah sampai di SMA Majapahit, sekolah kebanggan mereka. Dua remaja ini masih berada di parkiran lantaran keadaan sekolah masih cukup sepi. Entah mereka yang terlalu semangat berangkat pagi atau teman-temannya yang malas. Karena jam sudah menunjukkan pukul 06.15 WIB.

Deru motor sport yang saling bersahutan terdengar di indera mereka. Raskal dan Calli menatap ke arah sumber suara. Empat motor sport beserta pengendaranya menuju ke parkiran khusus anggota Redneck. Raskal tau siapa mereka, yakni keempat sahabatnya.

Posisi Raskal dan Calli saat ini adalah di sebelah motor. Mereka hanya berdiri sembari memperhatikan siswa-siswi yang berlalu lalang serta menunggu keempat remaja laki-laki lainnya.

"Wih...tumben bos, berangkatnya pagi," celetuk Tirta usai melepaskan helmnya. Lelaki itu menyugar rambutnya lalu turun dari kuda besinya.

"Si bos kan rajin, gak kaya lo," pedas Alan sembari memperhatikan wajahnya lewat spion motor.

"Si Alan kalo ngomong, pedes banget," ucap Tirta mendramatis.

"Pagi-pagi gak usah drama," tukas Raskal membuat Tirta mendelik.

"Kalo gak drama, gak seru dong. Monoton banget hidupnya,"

"Yeu...itu mah lo. Hidup lo kebanyakan drama," ceplos Fatur.

"Gak drama, gak asik. Biar ada warna gitu loh," balas Tirta.

"Cielah...warna gak tuh?!" ledek Alan membuat Tirta mendengus.

"Warna hitam kali ah," sahut Sagam membuat Fatur tergelak.

"Hidupnya Tirta emang item kayaknya," ujar Fatur tanpa dosa.

"Berwarna ya!"

"Warna hitam maksudnya?" ceplos Calli enteng dan disambut gelak tawa empat lelaki lainnya.

"Udah, ayo masuk!" ajak Raskal mengakhiri.

"Yok lah, gaskeun!" seru Fatur bersemangat.

Keenam remaja tersebut berjalan beriringan di koridor sekolah. Seperti biasa, Fatur akan memulai profesi sampingannya. Ia melambai-lambai kepada adik kelas ataupun teman seangkatannya. Melambaikan tangan ke perempuan tentunya. Meski Fatur cukup bodoh, kalau kata Sagam, tapi lelaki itu masih lurus.

Human or Siren?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang