Aksara || 1

216K 9.6K 80
                                    

Don't forget vote and comment




🌷 Happy reading 🌷

  Seorang cowok dengan gaya cool berjalan dilorong sekolah. Bajunya sengaja di keluarkan dengan menyisahkan kaos hitam nya. Rambut cowok itu terlihat berantakan, walaupun begitu tidak membuat dirinya kehilangan akan ketampanannya. Di pundak kirinya tersampir tas berwarna hitam, yang kemungkinan hanya memiliki isi satu buku saja.

"Woy, Sa!"

Aksara Giraka Rajendra. Cowok itu menoleh dan berdehem pelan membalas ucapan sahabatnya.

Radja Syaputra, cowok yang tadi menyapa Aksa tersenyum dan merangkul pundak Aksa. Disusul oleh cowok bernama Bobi Rahardian. Mereka berdua adalah sahabat Aksa, teman kecil yang selalu menemaninya.

"Dari mana aja baru deteng?" tanya Radja. Pasalnya saat ini sudah jam istirahat, dan cowok yang terkenal dingin itu baru datang dengan santainya ke sekolah.

"Di hukum," jawab Aksa santai.

Kini mereka bertiga sudah tiba di kantin. Aksa langsung duduk ditempat biasanya diikuti oleh kedua temannya. Cowok itu meletakkan tasnya di atas meja, dan membawa kepalanya diatasnya. Tidak lama kemudian matanya terpejam.

"Lo gak mau pesen, Sa?" tanya Radja hati-hati, takut mengganggu sahabatnya itu.

"Lo pada aja, gue enggak," jawab Aksa tanpa membuka matanya. Radja mengangguk paham. Cowok itu menarik tangan Bobi dan membawanya pergi menuju salah satu penjual makanan.

"Sayang."

Suara seorang perempuan membuat Aksa yang baru saja ingin menyelami alam mimpi kembali bangun. Matanya terbuka untuk melihat siapa yang telah mengganggu acara tidurnya. Dirinya mendengus kesal, kala netra nya menangkap sosok perempuan yang paling dia hindari.

"Gak usah ganggu," ucap Aksa ketus. Membuat perempuan tersebut menghela nafasnya sabar. Baginya sudah menjadi hal biasa mendapatkan sifat Aksa yang seperti ini.

"Ini, tadi mama ngasih ini untuk kamu." Perempuan itu memberikan sekotak yang entah apa isinya, kehadapan Aksa. Aksa hanya melihatnya sebentar, lalu cowok itu kembali memejamkan matanya.

Perempuan itu kembali menghela nafasnya. Dengan sabar perempuan itu meletakkan kotak yang dia pegang keatas meja.

"Aku taruh disitu. Kalau gitu aku pergi dulu yah," pamit perempuan itu.

Tidak ada balasan dari Aksa. Cowok itu masih sibuk memejamkan matanya, seakan tuli.

Tidak mendapat balasan dari Aksa, membuat perempuan itu menghembuskan nafasnya dengan kasar. Tanpa banyak bersuara perempuan itu berdiri dan meninggalkan Aksa yang masih memejamkan matanya.

"Sa, Laura tadi nemuin Lo?" tanya Bobi menatap Aksa yang masih saja memejamkan matanya. Ditangan cowok itu sudah ada makanan dan juga minuman, dengan hati-hati cowok yang memiliki rambut sedikit berantakan itu meletakkannya diatas meja.

Aksa membalas malas dengan dehaman. Kedua sahabatnya yang mendengarnya pun mengerti.

"Itu apaan?" tanya Bobi menatap kotak berwarna kuning yang ada di samping tas Aksa.

"Kalau Lo mau, buat Lo aja," jawab Aksa yang langsung mendapat sambutan meriah dari Bobi.

"Wihh! Seriusan?" tanya Bobi dengan raut wajah yang bahagia. Jarang-jarang sahabatnya itu mau berbagi dengannya.

"Ambil aja," ucap Aksa lagi sambil mengubah posisi kepalanya menghadap kiri.

Tanpa banyak bicara, Bobi mengambil kotak berwarna kuning itu dengan senang. Cowok itu membukanya dan mendapati beberapa kue kering yang terletak disana.

AKSARAWhere stories live. Discover now