Aksara || 62

71.6K 4.2K 233
                                    

Don't forget vote and comment




🌷 Happy reading 🌷

Tiga bulan kemudian

"Aksa." Panggil Anna yang sedang berjalan menghampiri Aksa yang tengah duduk di atas tempat tidur.

"Kenapa?" Tanya Aksa tanpa mengalihkan tatapannya dari layar laptop. Selama dua bulan ini, Aksa sibuk dengan urusan mengenai kantor. Diatas bimbingan pak Bima dia mulai menjalankan urusan kantor.

"Laper," jawab Anna. Mendengar itu membuat Aksa menoleh kearah Anna dan melihat jam yang ada di dinding.

"Jam segini?" tanya Aksa heran. Bagaimana tidak, pasalnya Anna lapar di jam setengah sebelas. Padahal Anna tadi udah makan malam.

"Hem, pingin makan seblak," jawab Anna sambil bergelayut manja di lengan Aksa.

"Tapi udah malem, Na," ucap Aksa berniat menolak.

"Tapi aku laper loh, sa. Masa kamu tega buat aku kelaparan sih," ucap Anna cemberut.

Aksa tersenyum frustasi. Cowok itu menutup laptopnya dan meletakkannya diatas tempat tidur.

"Emang gak mau makan yang lain? Kan semur ayamnya masih ada."

"Gak mau, mau nya seblak," tolak Anna dengan cepat.

Aksa menghela nafasnya panjang. Cowok itu menganggukkan kepalanya.

"Ya udah aku bakal beliin," ujar Aksa menurut. Membuat senyuman Anna mengembang lebar.

"Ikut." Anna ikut beranjak dari tempat tidur dan mengambil jaketnya.

"Enggak, kamu di rumah aja," ucap Aksa menahan Anna yang ingin mengikutinya.

"Gak mau, aku mau ikut." Anna tetap memaksa ikut sambil memasang wajah imutnya. Membuat Aksa tidak bisa menolaknya.

"Ya udah, jangan lupa pakai jaketnya." Aksa pasrah, daripada nanti Anna ngambek yang membuat dirinya rugi.

Seperti dua minggu lalu, dimana Anna pernah ngambek gara-gara dirinya tidak menuruti kemauan Anna yang ingin ikut dengannya pergi ke kantor. Hal hasil Anna ngambek berhari-hari dan menyuruhnya tidur di kamar sebelah.

Entah kenapa sikap Anna selama ini terasa sangat menyebalkan dan juga sangat sensitif. Terkadang hanya karena masalah sepele, Anna akan marah padanya.

Soal panggilan aja Anna akan marah padanya kalau dia memanggilnya dengan menggunakan kata Lo. Karena itulah Aksa menggunakan kata aku-kamu atas permintaan Anna.

Setelah mengunci pintu gerbang, Anna naik keatas motor Aksa. Setelah memastikan Anna naik dengan benar, Aksa mengendarai motornya dengan kecepatan sedang.

Padahal cuaca semakin dingin. Tapi hal itu tidak menyurutkan semangat Anna yang ingin memakan seblak.

Sudah sekitar setengah jam mereka berkeliling untuk mencari seblak di waktu hampir tengah malam ini. Akhirnya ketemu juga. Aksa menghentikan motornya disamping gerobak yang menjual seblak.

Anna turun dari atas motor. Senyumannya tidak pudar. Dengan semangat dia berjalan menuju gerobak penjual seblak.

"Kamu mau?" tanya Anna yang berdiri di sampingnya. Aksa menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Pak seblak nya satu yah yang pedes," pesan Anna yang diangguki bapak penjual seblak.

"Kamu gak salah? Nanti sakit perut lagi," ujar Aksa yang hanya dibalas senyuman oleh Anna.

"Dibungkus, neng?" tanya bapak tersebut yang mendapat anggukan dari Anna.

Setelah memesan, Aksa membawa Anna untuk duduk di salah satu bangku yang ada di sana. Mereka duduk berdampingan dengan Anna yang meletakkan kepalanya diatas bahu Aksa.

AKSARANơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ