Aksara || 63

74.4K 4.3K 224
                                    

Don't forget vote and comment




🌷 Happy reading 🌷

Sesuai perkataan dokter Andika waktu itu. Aksa membawa Anna ke dokter spesialis kandungan.

Kata dokter Lara - dokter yang memeriksa Anna - kandungan Anna Memasuki usia sebelas Minggu. Dokter juga menyarankan Anna tidak boleh terlalu capek karena kandungan Anna yang masih mudah serta usia Anna yang masih mudah juga.

Anna juga telah menerimanya kalau dia tengah hamil. Awalnya dia memang sempat syok, dia tidak menyangka jika kejadian dimalam tiga bulan yang lalu akan menghasilkan benih di dalam perutnya. Dia pikir hal itu tidak akan terjadi karena mereka baru sekali melakukan hubungan suami istri.

"Na."

"Hem."

"Kamu beneran hamil kan?" tanya Aksa yang sedang tertidur di atas paha Anna. Mereka saat ini sedang berada di ruang tengah sambil menonton televisi.

"Kok nanya gitu?" tanya balik Anna. Terdengar nada tidak suka dari ucapannya.

"Soalnya perut kamu kok masih datar, gak kayak Tante Mira waktu hamil Keyla," jawab Aksa sambil mengusap perut rata Anna.

"Yah namanya masih sebelas Minggu, Aksa. Yah gak keliatan lah," balas Anna dengan kesal.

"Kapan sih keluarnya? Aku gak sabar liat kembaran ku," ucap Aksa tertawa. Membayangkan selucu apa anaknya nanti.

"Emang yakin kalau bakalan mirip kamu?"

"Yakin dong, kan aku yang buat."

Plak~

"Aduh!"

Anna memukul paha Aksa. Hal itu langsung mendapat ringisan kesakitan dari Aksa.

"Salah gue apalagi," gumam Aksa yang dapat didengar oleh Anna.

"Jangan galak-galak kenapa, Na. Emang kamu gak kasian sama aku," ucap Aksa sambil mengelus pahanya yang terasa panas.

"Habisnya ngomong gak mikir dulu," balas Anna.

"Yah kan gak salah, emang aku kan yang bikin."

"Dah ah males aku, awas." Anna ingin beranjak, namun langsung ditahan oleh Aksa dengan cara memeluk pinggang Anna.

"Aksa awas, aku mau minum." Anna berusaha melepaskan diri dari Aksa. Namun bukannya melepaskan tangannya dari pinggang Anna, Aksa malah semakin memeluknya sambil menduselkan kepalanya di perut Anna.

Bahkan suara ponsel yang berbunyi saja tidak menghentikan perbuatan Aksa. Cowok itu tampak tidak peduli.

"Sa ada yang nelpon di hp kamu," ujar Anna. Berharap jika Aksa akan beranjak dari atas pahanya.

"Siapa?" tanya Aksa masih dengan posisi yang sama.

"Sania," jawab Anna.

"Biarin aja," balas Aksa mengubah posisinya menjadi telentang dan menatap Anna yang juga sedang menatapnya.

"Tapi dia nelpon kamu terus dari tadi," ucap Anna sambil mengambil ponsel Aksa dan mengangkat panggilan dari Sania. Anna sengaja membesarkan suaranya.

"Halo kak, Lo dimana?" Tanya Sania dari sebrang sana.

"Kenapa?" tanya balik Aksa tanpa menjawab pertanyaan dari Sania.

"Gue bisa minta tolong gak? Temenin gue ke rumah sakit," jawab Sania.

"Emang gak ada orang dirumah? Kenapa mesti minta tolong sama gue?"

"Gak ada, kak. Kalau ada gue udah pergi dari tadi," jawab Sania.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang