Aksara || 16

103K 5.5K 86
                                    

Don't forget vote and comment




🌷 Happy reading 🌷

    Aksa menghela nafasnya kasar. Dia merasa sangat risih dengan Laura yang terus memeluk lengannya. Ditambah godaan dari kedua temannya yang terus menggodanya.

"Lepas, gue risih," ucap Aksa menjauhkan tangan Laura darinya.

Laura yang mendengarnya cemberut bibir gadis itu sengaja dimajukan agar terlihat imut.

"Lo ngapain kesini? Gak bareng sama temen-temen Lo?" tanya Radja menatap Laura dengan datar. Satu yang perlu kalian tahu tentang Radja. Dia sangat membenci Laura, entah apa alasannya.

"Gak, gue mau sama Aksa aja," jawab Laura tersenyum sambil menatap Aksa. Yanga ditatap tampak tidak peduli, cowok itu lebih memilih meminum minuman sodanya

"Lo gak malu apa duduk bareng cowok-cowok, sendirian lagi?" tanya Bobi yang langsung mendapat gelengan kepala dari Laura.

"Ngapain malu, kan aku duduk bareng pacar aku, bukan bareng cowok lain," jawab Anna.

"Lagian Lo kenapa sih sa, mau aja pacaran sama nih cewek gak jelas," ucap Bobi yang berhasil membuat Laura menatapnya dengan tajam.

Apa coba maksud cewek gak jelas dari ucapan Bobi.

"Kenapa, Lo iri yah karena jomblo?" Bukan Aksa yang menjawabnya, tetapi Laura. Membuat Bobi menatapnya dengan sinis.

"Iri sama cewek kayak Lo? Gak la yau," jawab Bobi dengan nada alaynya. Laura yang mendengarnya mencibir.

"Persis kayak bencong di lampu merah," ujar Laura yang berhasil membuat Bobi mendelikkan matanya menahan kekesalannya.

Ingin rasanya dia memaki cewek didepannya ini jika saja dia tidak ingin, kalau cewek didepannya itu adalah pacar dari Aksa.

Bisa habis kalau dia melakukan itu pada Laura. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Aksa?

"Eh Aksa mau kemana?" tanya Laura mencegah Aksa yang ingin beranjak dari tempatnya.

Aksa menoleh, menatap Laura dengan datar. Aksa menatap Laura sebentar, lalu menjauhkan tangan Laura darinya. Setelahnya Aksa berdiri dari duduknya dan melangkahkan kakinya meninggalkan kantin.

Laura yang melihat hal itu pun menyusulnya, sambil terus memanggil nama Aksa yang tidak direspon sama sekali oleh Aksa.

"Aksa, tunggu." Laura berhasil menghentikan Aksa. Gadis itu sudah berdiri di hadapan Aksa dengan nafas yang memburu.

"Kamu mau kemana?" tanya Laura dengan nafas tersengal-sengal.

"Toilet, kenapa? Lo mau ikut?" Jawab Aksa bertanya. Laura menggelengkan kepalanya dengan cepat sambil tersenyum tipis.

"Kok gak bilang dari tadi sih. Kan aku gak perlu capek-capek nyusul kamu," balas Laura.

"Gue gak ada juga nyuruh Lo buat nyusul gue," balas Aksa membuat Laura terdiam. Bingung harus mengatakan apa.

Aksa yang melihat hal itu pun kembali melangkahkan kakinya. Meninggalkan Laura yang terdiam sambil menatap kepergian Aksa.

Aksa tidak benar-benar ke toilet. Cowok itu berbelok kearah kelasnya, melewati koridor yang seharusnya ia lalui jika ingin ke toilet.

Aksa berhenti, matanya menatap lurus kedepan. Dimana dia melihat Anna sedang duduk berdua dengan seorang pria. Entah kenapa Aksa yang melihatnya merasa tidak suka. Apalagi saat melihat pria yang bersama Anna itu adalah orang yang sangat tidak dia sukai.

Abian, sang mantan ketua OSIS yang menjadi musuh bebuyutan dari seorang Aksa dari kelas sepuluh.

Aksa kembali melanjutkan langkahnya, melewati Anna yang kini sedang menatap Aksa dengan wajah terkejutnya.

AKSARAWhere stories live. Discover now