Aksara || 40

102K 4.6K 397
                                    

Don't forget vote and comment




🌷 Happy reading 🌷



    Aksa tidak langsung membawa Anna pulang. Cowok itu lebih memilih membawa Anna menuju pantai. Entah apa tujuannya.

"Kok kesini?" tanya Anna turun dari atas motor.

Setelah Anna turun, Aksa juga ikut turun dan membuka helmnya.

"Biar Lo gak bosen dirumah terus," jawab Aksa lalu menarik tangan Anna agar berjalan bersamanya.

Sebenarnya Anna terkejut dengan perbuatan Aksa yang tiba-tiba tadi. Tapi dia berusaha menyembunyikannya dan lebih memilih ikut bersama Aksa.

Mereka berhenti di bawah salah satu pohon. Masih dengan tangan yang menggenggam tangan Anna, Aksa menghirup udara segar dalam-dalam. Lalu setelahnya duduk begitu saja diatas pasir setelah melepaskan genggamannya.

"Sini." Aksa menarik tangan Anna agar ikut duduk bersamanya.

"Gimana perasaan Lo?" tanya Aksa dengan mata menatap lurus kedepan.

Anna menoleh sebentar ke arah Aksa, lalu ikut melihat kearah laut. Seutas senyum terukir di bibir tipis Anna.

"Lumayan baik," jawab Anna yang mendapat senyuman dari Aksa. Lalu setelahnya terjadi keheningan diantara mereka.

"Makasih," ucap Anna tiba-tiba, memecah keheningan yang terjadi diantara mereka.

"Buat?" tanya Aksa menatap Anna yang duduk disamping kanannya.

"Udah ngajak aku kesini, dan juga udah buat rasa sedih aku berkurang," jawab Anna dan menatap Aksa dengan senyuman.

Mereka saling bertatapan. Kali ini cukup lama, tidak seperti sebelumnya. Perlahan Aksa mendekatkan wajahnya pada Anna.  Sebelum bibir tebal Aksa menyentuh bibirnya, Anna sudah terlebih dahulu mengalihkan wajahnya. Membuat Aksa langsung menjauhkan wajahnya.

Semburat merah timbul di kedua pipi Anna. Untung saja tadi dia sempat menghindar, jika tidak? Dia sudah tidak tahu bagaimana wajahnya memerah.

Berbeda dengan Anna, Aksa tampak biasa saja. Bahkan cowok itu masih bisa melirik kearah Anna yang sedang berusaha menutupi wajahnya.

"Lo gak mau gue cium?" Pertanyaan dari Aksa berhasil membuat Anna menoleh kearahnya. Bahkan dia melupakan bahwa dirinya masih malu.

"Ha?" tanya Anna dengan wajah polosnya.

"Kenapa gak mau gue cium?"

Anna mengerjabkan matanya dengan cepat. Gadis itu menatap sekelilingnya, dan untung saja tidak ada yang mendengar ucapan Aksa.

"Bu-bukan gitu."

"Terus apa?"

"Ini kan tempat umum, masa ciuman disini," jawab Anna dengan suara pelan sambil melihat kesekitarnya. Memastikan jika tidak ada yang mendengar ucapannya.

"Terus kalau di rumah boleh gitu?"

Pertanyaan dari Aksa berhasil membuat Anna bungkam. Gadis itu bingung harus menjawab apa. Ditambah kedua pipinya yang semakin memerah.

Aksa yang melihat keterdiaman Anna diam-diam tersenyum. Ternyata mengerjai Anna seru juga. Apalagi saat melihat wajah Anna yang memerah.

"Lucu juga kalau Lo salting." Aksa mencubit kedua pipi Anna, sangking gemesnya dia.

"Lepas, Sa. Sakit." Anna melepaskan kedua tangan Aksa dari pipinya. Bibirnya mengerucut kesal, sambil sesekali meringis kesal. Sungguh, Aksa mencubit pipinya tidak tanggung-tanggung.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang