AKSARA || epilog

73.5K 2.9K 68
                                    

🌷 Happy reading 🌷




Don't forget vote and comment

Tiga tahun kemudian

Dua orang anak kecil berbeda jenis kelamin serta memiliki wajah yang sama itu sedang berlari di sebuah taman. Dengan sang nenek yang menemani. Tawa kedua anak itu tampak lepas.

Axelio Naka  Rajendra dan Alessia Aksarana Rajendra adalah nama kedua anak kembar tersebut. Dua anak kembar yang Anna lahirkan tiga tahun yang lalu kini sudah tumbuh besar dan berusia tiga tahun.

Gira memberikan nama tersebut karena permintaan Anna serta Aksa yang ditulis di sebuah buku yang dia temukan di laci meja yang pernah Anna sebutkan waktu itu.

Alessia sedang berusaha mengejar Axelio. Anak tersebut terus berteriak memanggil Axelio.

"El, belhenti! Al capek!" Namun Axelio tidak ingin berhenti. Anak laki-laki tersebut terus berlari sehingga membuatnya menabrak seseorang dan terjatuh.

Alessia yang melihat itu langsung berlari ketempat kembarannya.

"El!" Alessia membantu Axelio berdiri.

"Ndak pa-pa?" tanya Alessia yang mendapat anggukan kepala dari Axelio.

Axelio menatap seseorang di depannya. Karena tubuhnya yang kecil dan tubuh orang didepannya tinggi. Mau tidak mau membuat Axelio mendongakkan kepalanya untuk melihat wajahnya.

"Adek gak pa-pa?" tanya orang tersebut yang sudah berjongkok di depannya. Axelio menjawabnya dengan gelengan.

Orang tersebut yang ternyata Abian menatap dalam Axelio. Melihat Axelio membuat dirinya teringat oleh seseorang.

"El, ayo. Kata nenek kita ndak boleh bicala sama Olang asing," ucap Alessia sambil menarik tangan Axelio agar pergi dari hadapan Abian.

Abian ingin mencegahnya. Namun seseorang memanggilnya, membuat Abian mau tidak mau beranjak dari tempatnya.

Axelio yang berusaha berjalan menyeimbangi langkah kembarannya itu sedikit kesulitan. Sehingga membuat dirinya tersandung oleh kakinya sendiri.

"Aduh."

Alessia langsung menghentikan langkahnya dan berbalik. Dia terkejut dengan Axelio yang sudah terjatuh dengan posisi lutut menyentuh tanah.

"El ndak papa?" tanya Alessia yang sudah jongkok di depan Axelio.

"Ndak pa-pa," jawab Axelio sambil mengubah posisinya menjadi duduk. Anak laki-laki tersebut menatap lututnya yang terluka.

Alessia yang melihat itu jadi merasa bersalah. Perlahan matanya berkaca-kaca. Dan sedetik kemudian tangisannya pecah.

"Huaaaa ~ El berdarah! Nenek!" teriak Alessia sambil beranjak dari duduknya dan berlari menghampiri nenek mereka.

Gira yang saat itu sedang mengobrol dengan seseorang menoleh dan mendapati cucunya berlari kearahnya. Gira khawatir kalau cucunya itu akan jatuh. Dia pun beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati Alessia yang sedang menangis.

"Kenapa, sayang?" tanya Gira sambil membawa cucunya itu kedalam gendongannya.

"El kemana?" tanya Gira lagi ketika tidak mendapat jawaban dari Alessia.

"Di sana, El tadi jatuh," jawab Alessia menunjuk kearah sebuah pohon.

Gira pun mengikuti arah tunjuk Alessia dan mendapati Axelio yang sedang meringis kesakitan. Melihat itu membuat Gira langsung berlari kearahnya dengan Alessia yang berada di gendongannya.

Sesampainya di sana, Gira langsung menurunkan Alessia. Wanita itu terlihat panik ketika melihat luka yang ada di lutut kiri cucu laki-lakinya.

"El kenapa bisa jatuh?" tanya Gira lembut sambil menggendong Axelio dan membawanya ke tikar yang dia gelar tadi. Diikuti Alessia yang berjalan disampingnya.

"Tadi ke sandung," jawab Axelio diiringi sebuah ringisan. 

"Sakit?" tanya Gira yang sudah mendudukkan Axelio keatas tikar.

"Ndak," jawab Axelio. Mendengar itu membuat Gira tersenyum. Entah kenapa dia merasa bangga dengan Axelio. Anak itu jarang menangis walaupun terluka seperti ini.

"Bohong, Al tau itu sakit," ucap Alessia, menatap kembarannya itu dengan tajam. Tapi bukannya menampilkan wajah seram, Alessia malah menampilkan wajah imutnya.

Hal itu membuat Axelio mencubit kedua pipi Alessia.

"Ishh, sakit!" Alessia melepaskan tangan Axelio dari pipinya.

"Udah, luka El udah di obati," ujar Gira tersenyum sambil menangkup wajah Axelio dengan gemas. Lalu mencium kening Axelio.

"Al juga mau di cium," ucap Alessia sambil menunjuk pipinya. Membuat Gira langsung mencium kedua pipi cucu perempuannya.

Melihat Axelio dan Alessia entah kenapa dia jadi teringat oleh Aksa dan Anna. Wajah mereka sangat mirip dengan Aksa waktu kecil.

"Dah, nek?" tanya Alessia yang mendapat anggukan dari Gira.

"Ayo main lagi," ajak Alessia namun gelengan dari Axelio membuat Alessia langsung menampilkan wajah cemberutnya.

"El, mau mam," ujar Axelio.

"El, lapel?" tanya Alessia yang mendapat anggukan dari Axelio.

"Ayo kita mam." Alessia melepaskan sandalnya dan duduk di samping Axelio. Gira yang melihat hal itu tersenyum. Dia pun langsung mengambil makan siang kedua cucunya itu.

"Ini, dimakan yang banyak yah cucu-cucu ganteng dan cantiknya nenek," ucap Gira sambil mengelus kepala kedua cucunya. Dengan kompak Axelio dan Alessia menganggukkan kepalanya.

Gira tersenyum melihat kedua cucunya yang makan dengan lahap. Tidak percaya kalau kedua cucunya bakalan tumbuh dengan sehat tanpa kehadiran orangtuanya. Dia masih bisa bersyukur.

Padahal tiga tahun lalu Alessia di nyatakan kritis karena jantungnya bermasalah. Tapi kini anak itu tumbuh dengan sehat. Gira bersyukur atas itu.

Setidaknya setelah kehilangan anak serta menantunya, tuhan langsung menggantinya dengan kehadiran dua sosok malaikat kecil dalam hidupnya.

Ditambah kedua cucunya itu memiliki wajah yang mirip dengan Aksa waktu kecil. Sehingga membuat rasa rindunya pada Aksa terobati.

"Nenek nangis?" tanya Axelio membuat Gira langsung cepat-cepat menghapus air matanya.

"Enggak, nenek enggak nangis," jawab Gira dengan senyuman, untuk menyakinkan kedua cucunya.

Alessia berdiri. Anak itu berjalan mendekati Gira dan memeluknya.

"Nenek jangan nangis, nanti Al sedih," ujar Alessia. Gira yang mendengarnya tidak bisa untuk tidak menangis. Dia terharu.

Melihat saudari kembarnya yang memeluk neneknya, membuat Axelio juga ikut beranjak dari duduknya. Anak tersebut berjalan menuju Gira dan juga ikut memeluknya.

"Nenek jangan sedih, ada kita yang bakalan jaga nenek," ujar Axelio. Gira yang mendengarnya semakin haru dan memeluk kedua cucunya itu dengan erat.

"Ya Allah, makasih karena udah hadirkan dua cucu sekaligus seperti mereka."

~ Selesai ~

Oke guys segini aja epilog nya.

Aku nanti bakalan bikin ektra chapter, siapa yang mau?

Sorry buat keterlambatan update epilognya 🙏

Jangan lupa follow akun Ig di bawah yaww, biar gak ketinggalan info menarik
@story.cann

See you ♥️

AKSARAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt