24

922 82 1
                                    

Flashback 

Luna turun dari kereta kudanya selepas selesai membeli belah barang keperluannya untuk majlis perkahwinan putera mahkota sebulan yang akan datang. Tubuhnya tika ini teramatlah penat. Dia perlukan katilnya yang empuk sekarang.

Semasa ingin melangkah mendekati pintu rumah agamnya, tiba-tiba dia mendengar suasana riuh-rendah di hadapan pintu pagar rumahnya. Mata ungu itu segera terarah pada pintu pagar rumahnya.

Jantung Luna seakan-akan terhenti seketika apabila melihat wajah perempuan yang berada dalam pegangan pengawal yang menjaga pagar itu. Mata ungu itu juga menatapnya sambil menjerit memanggil nama yang tidak asing baginya.

" LUNA AURELIA!! SAYA MOHON DENGARKAN SAYA UNTUK KALI INI!! LUNA!!" 

Tanpa berfikir panjang, Luna berlari anak mendapatkan perempuan yang berusaha ingin  melepaskan dirinya dari pengawal itu.

" LEPASKAN DIA!!" Luna menjerit lantang ke arah pengawal itu.

" Tapi Cik Brenda perempuan ini perempuan gila.." 

" Ya Cik Brenda.. Dia selalu berkeliaran di sekitar rumah ini dan mengaku dirinya adalah Cik Brenda.."

Luna diam, mata ungunya lama menatap wajah itu. Nafasnya seakan-akan tersekat, jantungnya berdegup kencang. Fikirannya ketika ini sangat bercelaru.

" Cik Brenda, lebih baik Cik Brenda jauhkan diri dari perempuan gila ini... Dia tidak waras.."

" DIAM!!" Herdik Luna menyebabkan mereka yang berada di situ gerun dengannya dan tidak ada sepatah pun yang keluar dari bibir mereka.

" Macam mana?" Luna menatap wajah itu sedalamnya.

" Saya.. saya juga tidak tahu tapi..." 

Bicara perempuan itu terhenti apabila Luna menarik tangannya berlari anak menuju ke rumah agam. Pengawalnya terkejut melihat Luna menarik tangan perempuan asing itu lalu mengikuti langkah mereka.

Setibanya Luna di hadapan biliknya Luna dengan segera menolak tubuh perempuan itu masuk ke dalam bilik.

" Cik Brenda! apa yang Cik Brenda lakukan?!" 

" Jangan masuk campur dalam urusan saya. Kamu semua boleh pergi." Arah Luna dingin tanpa memandang wajah pengawalnya.

" Tapi Cik Brenda.."

" Kamu sekarang ingin melawan perintah saya?" soal Luna lalu memandang tajam ke arah pengawalnya.

" Maafkan kami Cik Brenda. Sekiranya Cik Brenda ada sebarang masalah sila panggil kami-"

" Saya tahu." 

Pengawal itu segera bereda dari ruangan bilik Luna. Namun Luna masih lagi berdiri statik di hadapan biliknya. Tubuhnya mengeletar hebat ketika ini. Entah kenapa hatinya merasa resah melihat wajah itu.

Luna mengumpul segala kekuatannya lalu perlahan membuka pintu biliknya.

Mata ungu mereka berdua bertaut seketika. Suana diantara mereka sunyi sepi. Tiada siapa yang tahu makna di sebalik tatapan mereka berdua. Wajah merekajuga kaku tidak bereaksi.

Luna tidak tahu, haruskah dia merasa senang akan situasi ini? 

" Silakan duduk Cik Brenda." jemput Luna setelah dari tadi mendiamkan diri.

" Ya." 

Luna duduk lalu menenangkan dirinya. Mata ungunya kemudian menatap wajah yang tidak asing di pandangannya. Wajah itu, tubuh itu, semua yang dilihatnya adalah dirinya sendiri.

LIVING WITH A LIE (COMPLETE✔️✔️)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz