06

27.7K 1.3K 13
                                    

"sayang ku, Ciko manis" Hana mengusap-usap dagu Ciko.

"Hmm" gumam Ciko

"Kenapa ? Kau memiliki masalah lagi ? Kau butuh bantuan ? Katakan padaku segera" Hana menatap Ciko dalam.

Ciko hanya tersenyum. Lalu mengusak surai atas Hana gemas.

"Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja. Hanya saja aku kelelahan" jelas Ciko

"Owh iya, kemaren kata Kaka ku kau tidak masuk kerja ya ?. Tidak apa-apa sudah aku katakan bahwa kau pasti sedang sakit" Hana mengusap pipi Ciko.

"Terimakasih Hana. Seperti nya aku akan mulai bekerja lagi nanti malam"
Ucap Ciko

"Baiklah. Nanti jam istirahat kita ke kantin berdua ya ?" Ajak Hana

"Tentu" Ciko menganggukkan kepalanya

Pandangan mereka teralihkan oleh guru yang datang. Ciko mulai mengeluarkan bukunya. Ia dapat melihat kotak pensil didalam tas itu. Ia membuka kotak pensil tersebut, ternyata isinya alat untuk menulis dan beberapa lembar uang. Ciko mengambil pena lalu memasukkan kontak pensil kembali kedalam tasnya.

Sulit baginya untuk berkonsentrasi kali ini. Tangan nya selalu saja bergeser dan membuat ia harus terus menekan ujung timEx untuk menutupi kesalahannya. Karna bunyi timEx yang selalu di goncangkan Ciko mata seluruh teman sekelas nya teralihkan kepadanya. Bahkan guru pun ikut memandangnya.

"Ada yang salah dengan mu Ciko ?" Tanya guru muda tersebut.

"Ti-tidak buk. Maaf kan saya" Ciko menundukkan kepalanya merasa bersalah dengan yang lain.

"Baiklah. Jika kamu merasa kurang baik, istirahat saja di UKS ya." Saran ibuk guru yang diangguki oleh Ciko.

Semua orang kembali berkonsentrasi menyalin catatan di papan tulis ke buku mereka.

"Kau benar baik-baik saja Ciko ?" Tanya Hana yang berbalik menatap Ciko

"Iya Hana. Fokus lah belajar"

"Kalau kau butuh bantuan ku jangan sungkan ok"

"Iya"

Setelah hampir 1 jam lebih barulah bel tanda istirahat berbunyi. Semua anak menyusun buku mereka Kembali kedalam tas.

"Ayok" ajak Hana

"Hmm" Ciko mengikuti langkah Hana menuju kantin.

Namun, sebelum menghampiri kantin langkah mereka berdua di cegat oleh pria tinggi berseragam polisi. Ciko mendongak melihat siapa itu.

"Abang" sapa Ciko dengan nada sangat pelan.

"KAU, DARIMANA SAJA KAU HAH !" Yong meremas pundak Ciko sedikit kuat. Ia sangat menghawatirkan keadaan Ciko dari semalam. Rumah Ciko yang berantakan dengan lampu belajar yang pecah membuatnya takut akan hal sesuatu terjadi dengan Ciko. Belum lagi saat memeriksa cctv jalan itu yang mana Ciko dikejar oleh preman penagih hutang dan Ciko yang masuk kedalam mobil hitam yang tak Yong kenali siapa itu.

"Hic, maaf" remasan pada pundak nya membuat Ciko takut. Yong tampak menyeramkan dengan urat yang sedikit menonjol di wajah nya. Ciko tak pernah melihat Yong marah seumur dia bersama Yong. Baru kali inilah Yong bersikap sangat menyeramkan.

Yong yang sadar dengan perlakuan nya memeluk tubuh Ciko erat. Beberapa murid yang lewat di koridor menyaksikan mereka. Hana sendiri tak tau apa permasalahan kedua Kaka beradik itu. Hana mundur memberikan mereka kedua waktu.

"Maafkan aku. Aku sangat khawatir dengan mu Ciko. Aku gila ketika tau rumah mu sangat berantakan dan kau masuk kemobil yang tak aku kenali. Aku takut hal mengerikan terjadi pada mu. Maaf aku membentak mu dan membuat mu takut. Aku tak bermaksud" Yong semakin mengeratkan pelukan nya. Ciko tangisnya juga semakin membesar. Ciko tak tau alasan apa yang akan ia berikan kepada Yong nanti.

"Hai, maaf kan Abang ya ? Sudah jangan menagis" Yong menjauhkan wajah Ciko dari dekapan nya lalu mengusap wajah Ciko yang basah.

"Dimana UKS ?" Tanya Yong kepada Hana

"Masuk lorong itu. Maka disana ada 2 kamar UKS." Jawab Hana

"Aku akan membawa Ciko kesana dulu. Maaf mengambil nya tiba-tiba" Yong meminta izin kepada Hana. Hana menganggukkan kepala nya dan berlalu dari sana

Yong menarik Ciko menuju UKS bersama. Sesampainya disana Yong menduduk kan Ciko diatas kasur yang tersedia. Sedangkan dirinya duduk di kursi samping ranjang.

"Jelaskan pada ku pelan-pelan Ciko. Kemana saja kau kemaren malam" Yong menggenggam tangan Ciko.

"Saat aku pulang kerja dan sampai dirumah. Tiba-tiba paman kepala hutang sudah ada dirumah. Hic dia melecehkan ku bang. Dia ingin memperkosa ku dan aku memukul kepala nya dengan lampu meja belajar ku. Huwaa" tangis Ciko kembali pecah. Yong kembali mendekap tubuh Ciko yang bergetar. Ia membenamkan wajah Ciko di perutnya. Urat wajahnya semakin nampak menahan emosi mendegar cerita Ciko yang di lecehkan.

Ciko melepas kan pelukan nya.

"Lalu aku berlari dari rumah. Dia mengejarku dan aku melihat ada mobil hitam yang berhenti di simpang. Aku langsung saja meminta tolong dengan orang itu agar membawa ku pergi jauh dari sana. Dan untungnya orang itu membantuku ke rumah nya. Ternyata dia orang yang dikenal oleh orang tua ku. Dia ingin aku agar tinggal bersama nya saja. Karna ibu dan ayah pernah menitipkan ku kepadanya"
Sejujurnya Ciko ragu untuk berbohong. Namun, ia tak bisa juga ceritakan apa yang terjadi kepada nya dan apa yang mengikat nya tinggal bersama Qiel

"Siapa dia itu ? Apa aku mengenal nya juga ? Kau pernah bertemu dengannya sebelum nya ?" Tanya Yong memastikan

"A-aku kenal dengan nya. Saat aku masih bersama ayah dan ibu saat itu usia ku masih 13 tahun aku pernah tinggal dengan nya. Ibu dan ayah sering menitipkan ku dengan nya. Abang tidak usah khawatir, dia akan menjaga ku dengan baik. Aku kenal dia dengan baik" Ciko menatap mata Yong. Dia takut jika Yong tau dia berbohong

"Kau yakin dia baik ?" Tanya Yong

"Yakin sangat yakin. Abang tidak usah khawatir lagi menjaga ku. Dia yang akan menjaga ku mulai saat ini"

"Baiklah. Apapun yang terjadi padamu beritahu aku ya ? Kau percaya pada ku bukan ? Kau masih menganggap ku Abang mu bukan ?" Yong menatap Ciko dalam

"Iya, apapun yang terjadi padaku akan aku beritahu kepada Abang. Tentu saja aku akan tetap menganggap Abang adalah Abang terbaik ku" Ciko kembali mendekap tubuh Yong.

Yong sebenarnya masih ragu dengan penjelasan Ciko. Anak itu berbohong atau tidak ia masih bingung. Namun, Ciko tak pernah berbohong padanya. Ciko adalah anak yang baik dia pasti baik-baik saja. Yong juga tidak tau siapa yang menjaga Ciko itu. Namun, jika Ciko katakan dia pernah tinggal bersama orang itu sebelum nya Yong bisa apa ? Ia baru lah menemui Ciko kembali saat orang tua Ciko bunuh diri. Yong berharap orang itu benar-benar bisa menjaga adik kecil nya ini dengan baik. Masalah apapun yang pernah Yong berikan untuk Ciko, Yong tak menuntut Ciko untuk membayarnya balik. Karna Yong ikhlas menolong Ciko, baginya Ciko adalah adik kandung nya.

"Baiklah Ciko. Gunakan ini untuk membeli jajan mu dikantin. Abang harus kembali bekerja" Yong mengecup puncak Kepala Ciko.

Ciko menerima uang tersebut lalu tersenyum.

"Terimakasih Abang. Baiklah hati-hati jika begitu" Ciko ikut menemani Yong ke parkiran. Hingga akhirnya Yong pergi dengan mobil dinasnya.

Ciko kembali ke kantin. Untunglah jam istirahat nya setengah jam. Ciko dapat melihat tatapan orang yang tidak menyukainya sepanjang ia menuju kantin. Namun, Ciko bersyukur masih ada orang yang menyapa dirinya.

"Ciko kemarilah" Hana melambaikan tangan nya kearah Ciko

Ciko menatap Hana dengan beberapa teman nya disana. Ciko menghampiri mereka dan bergabung. Hana telah memesankan makanan Ciko sebelumnya.

"Terimakasih Hana" Ciko tersenyum

[BXB🔞] PSYCOPATH BF S¹-S² END!!!Where stories live. Discover now