21

13.7K 688 21
                                    

Ciko mengerang sakit, dimana ia telah mengatur kembali tenaga nya. Tangan, mulut, serta penisnya, masih terpasang dengan benda-benda yang dipasang Qiel. Matanya terpejam beberapa saat sebelum kembali terbuka. Menatap ranjang yang sudah tak berbentuk dengan goresan-goresan darah. Air matanya kembali jatuh, sakit, semuanya terasa sakit.

Ingin rasanya, ia mati. Ia ingin menyusul kedua orang tuanya dengan cara bunuh diri. Tapi, Ciko terus mengurung niat karna teringat dengan sang abang. Mengingat janji nya ingin menjadi orang kaya.

"Aku ingin bahagia, sebentar saja"
Ujar Ciko didalam hati, dimana bagian belakang nya, seperti mengalir sesuatu. Sakit di bagian perutnya bertambah menjadi berkali-kali lipat.

Dunia berputar, mata indah yang basah itu perlahan terpejam dengan suara rintihan.

"Jika ini akhir hidup ku, izinkan aku di kehidupan selanjutnya menjadi adik kandung dari bang Yong. Hanya itu yang aku mau, bagaimana pun kehidupan itu nantinya, aku hanya ingin bang Yong" kata-kata yang terakhirnya, adalah keinginan Ciko.

Sakit yang ia rasakan, seolah-olah pertanda ia akan pergi jauh. Hanya hitungan menit terakhir, akhirnya Ciko menutup matanya.

.

.

.

"Dimana Ciko ?" Tanya Abra kepada sahabatnya itu. Tentu saja Qiel

"Dia ada di rumah" jawab Qiel sembari menghisap rokoknya

"Kau membebaskan nya ?"

"Ya, untuk beberapa hari. Karna aku ingin, saat aku memasuki nya, lubang nya itu akan menjepit milik ku dengan kuat. Sayangnya, jalang itu kembali dengan tubuh yang sudah di sentuh oleh orangng lain." Jelas Qiel, lalu menekan ujung rokok nya.

Kedua sahabat itu, tengah berada di restoran milik Qiel. Meski mereka miliki sahabat lainnya, tetap saja, kedua orang ini adalah yang paling dekat satu sama lain. Dari sekolah dasar hingga menjadi sukses.

"Kau menyukainya ?" Tanya Abra

"Untuk apa kau menanyakan itu ?" Tanya Qiel kembali

"Karna, kau terlihat sangat cemburu" smirk ejekan dari Abra dapat di lihat oleh Qiel

"Sialan, kau menghinaku ? Aku tidak menyukainya" jawab Qiel dengan upatan.

"Benarkah ? Bisa kah dia jadi milik ku ?" Pinta Abra

"Kau bercanda ?" Selidik Qiel

"Tidak, saat pertama kali aku melihatnya dirumah, mu. Aku menyukainya"

"Hahaha ayo lah man, selera mu sudah berubah ? Dulu kau bahkan menghina ku karna gay" tanpa aba-aba, Qiel memukul pelan kepala Abra

"Shit. Mungkin karma"

Kedua sahabat itu tertawa renyah.

"Kau benar-benar menyukainya ?" Tanya Qiel kembali dengan nada serius

"Aku serius, bro" nada Abra pun tak kalah serius

"Kau tau aku adalah orang tempramen, bukan ?" Tanya Qiel yang diangguki oleh Abra

"Saat aku mengetahui nya bersetubuh dengan orang lain, aku menghukumnya. Aku melukai punggung, mengikat, memukul dan memasuki nya. Apa kau masih ingin ?" Tanya Qiel

[BXB🔞] PSYCOPATH BF S¹-S² END!!!Where stories live. Discover now