S²-4

7.7K 490 7
                                    

"Abra, aku sudah tidak kuliah seminggu. Apa boleh aku kuliah besok" tanya Ciko yang terus membuat pola abstrak di dada suaminya dengan jari telunjuk.

"Kau sudah merasa sehat ? Tidak mual lagi ?" Tanya Abra sembari mengecupi puncak kepala Ciko

"Heumm.. sudah. Aku sudah merasa sangat sehat" Ciko mengangguk

"Baiklah, besok kau sudah boleh kuliah" jawab Abra

"Terimakasih" Ciko kembali mendekap pinggang Abra, membenamkan wajah di dada bidang sang suami

"Tapi, kau tetap harus waspada ok. Jangan ceroboh, jangan makan sesuatu yang siap saji, kau harus membawa bekal dari rumah. Kau jangan berfikir terlalu keras, kau-"

"Abra-abra sudah. Aku sudah tau semuanya" ucap Ciko memotong ucapan Abra

"Bagus kalau begitu"

Abra sudah tidak bekerja selama seminggu karna menemani Ciko yang tak mau di tinggal. Masalah perusahaan nya, perlahan kembali normal karna bantuan sang ayah.

Ayahnya tuan Wilson bukan orang biasa, karna saat muda, ayahnya adalah seorang mafia terpandang. Ayahnya memiliki rekan-rekan yang bahkan sampai saat ini masih berada di pihaknya. Meski, ayahnya kini bukan seorang mafia lagi, sejak dirinya (Abra) lahir.

Tuan Wilson memiliki kewibawaan yang mampu membuat orang lain tersihir untuk berada di bawah kendali nya. Yang menganggap rekan adalah saudara nya yang selalu membantu di saat yang lain kesulitan. Maka tak heran, banyak orang terbantu ikut membalas Budi atas kebaikan yang pernah ia lakukan.

Kini, tuan Wilson hanya memiliki beberapa perusahaan, yang masing-masing memiliki pengurus dari anak-anak yang pernah ia asuh. Semuanya berbeda satu tahun dari usia Abra. Cevira tak mengetahui itu, karna tuan Wilson tau, istrinya memiliki sifat yang egois. Meskipun tuan Wilson tau, cevira hanya menginginkan yang terbaik di serahkan kepada anak mereka.

Abra ? Ia sudah mengetahui saudara-saudara angkatnya. Tak heran, jika tuan Wilson benar-benar menyayangi anak tunggal nya yang mudah untuk didik.

"Sayang, kau sudah tidur ?" Tanya Abra pelan

Tak ada jawaban dari Ciko, yang menandakan bahwa Ciko benar-benar tertidur. Senyuman terbit di bibir Abra, ia ingin memberitahu ayahnya pasal Ciko yang sedang hamil.

Abra membenarkan posisi tidur Ciko di atas kasur. Mengecup puncak kepala istrinya yang memejamkan mata dengan damai.

Abra mengambil handphone guna menghubungi sang ayah.

"Ayah" panggil Abra

"Ada apa ?" Tanya tuan Wilson di sebrang sana. Dapat dipahami, seperti tuan Wilson sedang bekerja. Karna samar-samar terdengar, ketikan pada keyboard laptop.

"Ciko, dia sedang hamil"

"Benarkah ? Sejak kapan ? Sudah berapa lama ? Astaga, aku sudah semakin tua ternyata" tanya tuan Wilson antusias. Abra sudah menebak reaksi ayahnya sangat memuaskan.

"Usianya baru 10 hari ayah" jawab Abra

"Kau baru memberitahu ayah sekarang ? Dasar anak nakal. Jangan biarkan dia melakukan kegiatan yang melelahkan" tuan Wilson mengingat kan

"Tentu ayah. Tapi ia akan tetap kuliah. Sampai usia kandungannya 5 bulan"

"Bagus.. dia juga butuh kebebasan setidak nya untuk belajar"

"Iya. Apa ibu ada di sana ?" Tanya Abra ragu

"Ada, dia juga mendengarnya" jawab tuan Wilson yang membuat jantung Abra berdetak tak karuan

[BXB🔞] PSYCOPATH BF S¹-S² END!!!Where stories live. Discover now