S²-11 END

11.3K 513 74
                                    

Ciko terbangun dari tidurnya, ia tak menemukan sosok Qiel sama sekali. Perlahan, kaki nya menyentuh lantai kamar, dengan mengendap-endap berusaha membuka pintu kamar

Cklek
Pintu kamar terbuka

"Hah-" ia menyemburkan nafas lega

Perlahan ia keluar dari dalam kamar sembari menatap ke sekeliling. Terasa tak ada seorang pun di rumah itu selain dirinya.

"Qi-qiel" panggil Ciko gugup. Sejujurnya, untuk melangkah keluar kamar saja, jantung nya sudah berdetak tak karuan. Kini, ia harus menguji nyali dengan memanggil sosok yang ia takuti

"Qiel" panggilnya lagi sembari melangkah menuruni tangga.

Tak ada sahutan balasan yang didapat Ciko. Rumah masih terang benderang. Ciko menelusuri rumah dan benar-benar ia tak menemukan siapapun

Clek..clek..clek

"Ah sial" eluh Ciko yang berusaha membuka pintu rumah. Ternyata di kunci dari luar.

Ciko mencari arah lain hingga pintu belakang. Tak ada satupun yang terbuka, bahkan jendela pun terkunci.

"Gelap sekali" cicit Ciko setelah mengintip keluar rumah, melalui jendela. Tak ada lampu yang menyala di sekitar rumah Qiel. Hanya cahaya redup dari lampu jalan yang jauh.

Ciko berlari mengambil kursi. Mau tak mau, ini bagaikan kesempatan terakhir untuk nya. Maka dari itu ia harus menemukan cara untuk keluar.

Prang..
Kaca rumah pecah.

Ciko melempar sekuat yang ia bisa untuk menghancurkan kaca rumah Qiel. Kaca itu berukuran besar namun, posisi nya lumayan tinggi, sekitar pinggang nya

Ciko memukul kaca bagian terbawah guna agar ia menaiki itu sedikit mudah.

"Huh, jangan sekarang sayang" Ciko mengusap perutnya yang mulai terasa kram

Dengan mengatur nafas perlahan, Ciko mulai menaiki kursi yang membantunya melewati jendela.

"Shh" ringis nya saat tangan nya terkena serpihan kaca-kaca halus. Ia mulai turun dan loncat.

"Aww shh" Ciko duduk sejenak diatas rumput perkarangan yang lembat. Perut nya benar-benar sulit diajak kerjasama

"Huh ayok kita pergi" Ciko kembali bangkit. Benar saja, tak ada orang sama sekali disana. Ciko meninggalkan halaman rumah berusaha melalui keramaian di jalan.

.

.

.

"Dimana, Ciko"

Abra, yang berstatus menjadi dom Ciko telah menjadi tahanan anak buah Qiel.

Saat hendak pulang kerumah beberapa mobil menghadangnya. Abra sendiri sudah menduga akan kejadian ini.

"Dia aman di rumah ku" Jawab Qiel yang mengisi peluru pada pistol nya.

"Apa yang kau inginkan sekarang ?" Tanya Abra menatap Qiel

"Menyingkirkan mu" jawab Qiel membalas tatapan sahabat nya itu. Ralat, mantan sahabat

"Aku tak tau apa yang salah dengan mu, Qiel. Ayah ku memberitahu, bahwa saat perusahaan ku jatuh, itu adalah ulah mu. Aku masih berfikir positif disaat itu, aku beranggapan kau hanya bercanda dan main-main kepada ku. Meski, aku tau, candaan itu tidak bisa di anggap candaan. Karna aku mengingat kau adalah sahabat ku, bahkan aku menganggap mu seperti saudara ku sendiri, aku memaafkan kejadian itu. Namun, kini kau justru menginginkan aku tiada"
Ujar Abra dengan nada kecewanya. Benar, Abra bahkan tak mengenali siapa yang berdiri dihadapan kini.

[BXB🔞] PSYCOPATH BF S¹-S² END!!!Where stories live. Discover now