18 🔞

18.9K 666 11
                                    

Belajar, belajar dan belajar. Hanya itu yang di lakukan Ciko selama seminggu ini. Ia bahkan rela tidak tidur hanya untuk memecahkan semua soalnya kisi-kisi yang akan di ujikan keesokan harinya.

Entah kenapa, bagi ciko ia merasa susah untuk berkonsentrasi. Kadang ia mudah merasa kelelahan, pusing dan mual. Kadang matanya sendiri, susah untuk bekerja sama membaca soal.

"Shh" ringis Ciko mengusap perutnya yang hampir setiap hari merasa sakit.

"Apa ini sudah jadwal nya makan malam ?" Ciko menatap jam pada layar handphone nya.

"Pantas saja terasa sakit" Ciko membereskan alat belajar nya diatas meja. Serta buku kisi-kisi pelajaran terakhir nya juga.

Kini, langkah Ciko menuju ruang makan di lantai bawah.

"Ah Qiel"

Langkah Ciko terhenti saat ingin menelusuri tangga. Mengurung kan niat dan melihat dari atas, apa yang terjadi.

"Akh sakit" Ciko terduduk setelah melihat apa yang terjadi dibawah sana. Ada Qiel dan Al yang sedang berhubungan di ruang tamu. Perut Ciko terasa kembali kram.

"Tenanglah perut sialan" Ciko berusaha bangkit dari duduknya untuk kembali menuju kamar.

Setelah melihat itu, Ciko justru merasa mual dan dadanya terasa sesak. Belum lagi, perut nya yang belum diisi apapun malam ini. Ciko mengatur nafasnya, malam ini ia cukup dengan meminum segelas air putih yang telah tersedia di kamarnya.

Ciko memaksakan agar matanya kembali tertidur.

.

.

.

"Ciko, bagaimana ujian selama ini ?" Tanya Hana dengan senang. Karna ujian terakhir mereka telah usai.

"Entah lah, Hana. Aku merasa buruk untuk ujian kali ini. Aku merasa tubuh ku mulai tidak baik-baik saja" ujar Ciko dengan lesu.

"Kau sakit ? Ayok kita kedokter saja Ciko" ajak Hana

"Tidak usah, aku akan baik-baik saja meminum obat penghilang rasa sakit di apotek" tolak Ciko

"Kau takut biaya ? Tenang saja, aku yang akan membayarnya. Kau ingin ? Ayok" tawar Hana lagi yabg di hadiahi gelengan dari ciko

"Tidak usah, Hana" tolak Ciko dengan senyum nya.

"Lalu, apa yang kau ingin kan ?" Tanya Hana

"Hana, tiba-tiba aku merindukan seseorang" jujur Ciko kepada Hana.

"Siapa dia ?" Tanya Hana penasaran

"Abra, pemilik perusahaan AV"

"Astaga, kau kenal dengannya ?" Hana tentu saja terkejut. Dari mana sahabatnya ini tau nama pemilik perusahaan AV. Abra ? Bahkan semua orang saja, hanya tau memanggil pemilik perusahaan itu dengan AV. Tuan AV.

"Dia teman, teman ku. Kami pernah bertemu sekali" jelas Ciko lalu menatap mata Hana. Ciko tak pernah sungkan bercerita apapun pada Hana. Baginya, Hana adalah rumah ternyaman dan teraman saat ia membutuhkan dan berbagi sesuatu.

"Lalu, apa yang membuat mu merindukan nya ?" Hana bertanya sembari mengerenyitkan dahi

"Tidak tau, Hana" Ciko pun tidak tau apa yang terjadi padanya. Tiba-tiba saja, ia merindukan Abra.

"Apa jangan-jangan kau menyukai nya dari pandangan pertama ? Benarkah ?" Goda Hana  dengan senyum dan alis yang bergerak naik turun

"Hahaha bisa saja" tawa Ciko ikut terdengar.

"Hahaha, baiklah. Kau ingin aku menemani mu kesana ?"

"Kau tidak sibuk ?" Tanya Ciko balik

"Tidak, tenang saja"

"Apa yang sedang kalian bahas" tanya Xio yang datang tiba-tiba

"Bukan apa-apa, Xio" jawab Ciko sembari tersenyum

"Kenapa kau tiba-tiba berubah ?" Tanya Xio tiba-tiba yang membuat Ciko bingung

"Berubah ?" Tanya Ciko

"Ya, kau saat ujian terus murung. Sekarang entah apa yang kalian bicarakan, tiba-tiba kau sangat ceria"

"Ah, itu karna aku tertekan selama ujian ini Xio. Dan aku bahagia, karna ujian itu telah usai. Tadi, yang aku bahas dengan Hana adalah, acara kami yang akan pergi main bersama" jujur dan kebohongan menjadi satu

"Boleh aku ikut ?"

"Tidak" tolak Hana dengan cepat

"Why ?"

"Karna akan banyak sesuatu barang, yang hanya pihak bawah ketahui. Seperti bh, kolor, dan tentop. Kau ingin ikut ketempat berbelanjaan seperti itu ?" Tanya hanya sembari menggoda

"Hais, tidak kalau begitu"

Hahaah

Hana dan Ciko tertawa bersama.

"Kau ikut aku sebentar" Xio menarik tangan Ciko agar mengikuti nya.

"Pelan-pelan Xio" Ciko sedikit kesulitan mengikuti langkah Xio yang bergerak cepat

Ceklek, bruk

"Aw" Ciko meringis saat punggung nya di dorong paksa di tembok UKS.

"Eumhh xwioohh" Xio tiba-tiba menyerang bibir nya kasar. Ciko berusaha membalas ciuman itu meski kesulitan.

"Ahh Xio, tung-uhh" Xio melepas kan seluruh kancing baju Ciko, meraup nipple merah muda Ciko. Dada Ciko tampak sedikit membesar, pikir Xio.

Ciko sendiri meremas rambut Xio untuk melampiaskan rasa nikmat nya.jika mulutnya berkata tidak, tapi tubuhnya berkehendak lain.

"Agh" Ciko melingkar kan tangan nya di leher Xio, saat Xio tiba-tiba mengendong tubuh nya menuju brankar.

"Aku merindukan lubang mu" bisik Xio tepat di samping telinga Ciko.

Tubuh Ciko yang telah di Baringi diatas brankar dengan Xio yang mengukung tubuhnya hanya mampu diam.

"Kau merindukan milik ku juga ?" Tanya Xio

Ciko tak mengerti dirinya. Dulu, ia benci saat ada orang yang melecehkan nya, tapi kini, ia seperti tak akan menolak lagi, jika ada yang menginginkan nya. Dia jalang bukan ?. Ciko tak peduli lagi.

"Aku tidak merindukan milik mu, tapi jika kau ingin, aku tidak akan menolak" jawab Ciko jujur.

"Sial, kau terdengar seperti jalang" upat Xio

"Yes, that's me" ujar Ciko.

Xio mengerenyitkan dahi nya, menatap raut wajah Ciko guna mencari, wajah yang ketakutan. Tapi untuk saat ini, ia belum menemukan nya..

"Itu memang kau"

"Eungh.. uh" Xio kembali mengecup leher Ciko tangan nya tak tinggal diam membuka celana seragam Ciko.

"Jangan digigit aghh" Ciko membusung kan dada nya, saat Xio dengan sengaja, mengigit nipple nya.

Xio menaikkan badan lalu menarik celana serta boxer Ciko bersamaan. Sial, Ciko benar-benar seksi saat ini.
Namun, ada yang membuat Xio salah fokus dimana terlihat bekas luka di bagian perut lalu garis panjang di bagian tengah dada.

Tapi, ia tak mau menanyakan apa yang terjadi, karna saat ini, ia mulai melepas kan pakaian juga.

"UGHH XIO, PELAN-AKH SAKIT" 3 jari Xio menerobos masuk kedalam hole yang masih kering itu.

"Ahh ah ah Xio sakit ah"

"Kau menikmatinya sialan"

"Nyah uhh Xio sakit, enak oh" Ciko bingung dengan apa yang ia rasa.

Jari-jari Xio memasukinya lebih dalam bahkan menyentuh titik manis nya

"AKHH XIO" tubuh Ciko bergetar hebat, jari-jari Xio sungguh bergerak sangat cepat dan terus menerus menumbuk titik manisnya.

"Nhhh ah Xio ahh a-akuh ingin cum" pinta Ciko menggeleng kan kepala ribut.

"Keluar kan sayang" suruh Xio menghentak kan jarinya

"UNGHHH ah" tubuh Ciko melengkung indah dengan cum yang keluar sangat banyak.

"Mari keintinya" Xio mengarahkan penis nya dihadapan hole Ciko

"Tunghuh Xio tung-UHH"

[BXB🔞] PSYCOPATH BF S¹-S² END!!!Where stories live. Discover now