SC

8K 492 13
                                    

"dadada" panggil pria kecil yang kini merangkak kearah Abra

"Da da" ia berusaha naik kepangkuan sang Daddy

"Hmm" Abra menatap putra nya itu sejenak. Lalu membetulkan cara duduk sang putra yang berada di pangkuan nya. Setelah nya ia, masih fokus melanjutkan tugas

"Da da"

"Apa yang kau inginkan ?" Tanya Abra yang menghentikan kegiatan nya

"Nyam nyam nyam" Abra menatap manik mata yang indah milik putranya. Mata itu persis mirip dengan Ciko.

"Maaf tuan" ujar suster wanita yang sudah 5 tahun menjaga anak dari Abra

"Dia belum makan ?" Tanya Abra yang menyerahkan putranya kepada suster

"Belum tuan. Ini baru akan saya berikan" jawab suster tersebut

"Setelah makan, tolong ganti pakaian nya. Aku akan pergi ke pemakaman"

"Baik tuan" suster dan putra nya pergi

Abra menatap layar handphone nya. Wallpaper itu bahkan tak pernah berubah. Masih tampak jelas wajah Ciko yang tersenyum lebar disana.

"Kau bahagia disana ? Atau bajingan itu menganggu mu juga di sana ?. Sayang, aku merindukan mu. Kau bahkan tak pernah hadir kemimpi ku. Kau tidak merindukan ku ?" Tanya abra sembari menatap layar handphone nya.

"Aku dan Alvin akan menghampirimu. Putra kita sudah berusia 4 tahun kini. Matanya benar-benar mirip dengan mu, yang membuat ku tak ingin berlama-lama menatapnya" lanjut Abra

"Aku akan melanjutkan tugas ku dulu" Abra mematikan layar handphone dan kembali fokus melanjutkan perkerjaan nya.

Abra, pria yang kini berstatus duda yang memiliki satu putra dari pasangan nya yang telah tiada 5 tahun yang lalu. Sempat berada di fase depresi dan melakukan percobaan bunuh diri berkali-kali. Wilson ayahnya lah yang selalu menyadarkan Abra bahkan sampai mengurung putranya itu. Wilson memberikan pengobatan dengan menyewa psikolog. Pengobatan itu masih berjalan hingga sekarang, meski hanya berkonsultasi.

Abra menjalani masa-masa sulit Hinga 3 tahun lamanya. Bahkan sulit menerima Alvin sebagai anak nya kala itu. Perlahan-lahan dengan bantuan Wilson dan para psikolog, Abra mulai menerima kehadiran Alvin. Bahkan ia sendirilah yang memberikan nama Atlana Alvin Alvander kepada sang putra.

"Tuan. Alvin sudah siap" suster tersebut menghampiri Abra.

Abra menutup laptopnya dan mulai berdiri. Mengambil Alvin dari gendongan sang suster.

"Terimakasih" ujar Abra yang beranjak pergi dari rumah menuju halaman

"Da da" Alvin memukul pundak Abra

"Ya" respon Abra

Keduanya sudah berada di dalam mobil, dengan Alvin yang berada dipangkuan Daddy nya

Mobil mereka meninggalkan halaman rumah

"Blumm blumm" Alvin memainkan bibir

"Hai. Kita akan bertemu papa mu. Jangan kotor dulu" Abra mengusap air liur Alvin yang keluar.

"Pa pa" ujar Alvin

"Iya, papa" Abra mengusap rambut Alvin

Butuh 15 menit kurang lebih menuju pemakaman hingga akhirnya, mereka tiba.

"Da da pa pa" Alvin mengigit pundak Abra

"Aishh kau- huh.. jangan" Abra mengusap pipi Alvin lalu melangkah ke tempat peristirahatan Ciko

"Sayang" panggil Abra menatap nisan Ciko

"Aku membawa Alvin untuk mengunjungi mu" Abra mengubah posisi Alvin untuk menghadap ke pemakaman

[BXB🔞] PSYCOPATH BF S¹-S² END!!!Where stories live. Discover now