Dimana Meera?

446 35 0
                                    

    
***


Mukesh Chopra membuka pintu bernuansa putih beige milik putrinya. Seseorang berseragam tentara dengan kacamata hitam, mengikuti masuk di belakang.

Sudah tentu, itu Mayor Raichand.

"Ini kamar Meera, Mayor. Kau bisa melihat-lihat. Siapa tau dapat membantu penyelidikanmu."

Sang Mayor tersenyum sopan sebelum melihat sekitar.

"Meooww~"

Tiba-tiba seekor mamalia berkaki empat dan berbulu halus melompat dari kasur yang mengagetkan keduanya.

Mukesh terkekeh. "Ternyata sejak tadi kau disini. Dasar nakal.." ucapnya pada kucing berbulu abu-abu gelap dan bertubuh gempal itu. "Ini Annu, peliharaan Meera." Ia memperkenalkan. Dengan wajah tanpa dosa, si kucing malah merebahkan diri di karpet berwarna putih tulang dan mulai menjilati kaki depannya.

"British shorthair? Jarang sekali ada yang memelihara jenis ini disini." Tebak Mayor Raichand.

"Tentara sepertimu tau tentang kucing juga ternyata." Mukesh terkagum. "Saat kembali dari London, Meera membawa Annu. Annu sudah seperti bayi Meera sejak saat itu."


Mayor Raichand mengangguk, ia kembali memperhatikan kamar Meera. Pada dinding menggantung beberapa lukisan abstrak yang membuat kamar terlihat lebih homey dan aesthetic.


"Anda tau kalau aku bukanlah seorang detektif, Sir. Sebenarnya akupun tidak tau harus melakukan penyelidikan seperti apa dan bagaimana. Tapi melihat kamar putri anda ini, aku yakin kalau dia menyukai seni?"


"Percayakan saja pada instingmu, Mayor. Karan sudah bercerita bagaimana kau saat di wilayah pertempuran. Dia begitu percaya padamu. Dan seperti yang kau tebak, Meera memang menyukai seni. Seni melukis, tepatnya. Lukisan-lukisan di dinding itu adalah hasil karya putriku sendiri. Dia lulusan The Art Castle College di London, lima tahun yang lalu."


Mayor Raichand kembali mengangguk mengerti. Ia berusaha menyimpan informasi-informasi itu di dalam memori. Walaupun ia tak begitu mengerti seni, tapi menurutnya, lukisan Meera cukup mengagumkan. Jika dijual, mungkin ia akan membelinya.


"Baiklah kalau begitu aku tinggal dulu, Mayor. Aku harus ke kantor karena satu jam lagi ada rapat penting. Silahkan melihat-lihat, aku akan mengutus Sayeedah untuk mendampingimu. Dia kepala asisten rumah tangga disini. Tak ada yang Sayeedah tidak tau tentang rumah ini dan juga isinya."


Mukesh melangkah pergi, tapi saat akan mencapai pintu, Mayor Raichand menghentikannya.


"Sir, boleh aku menanyakan sesuatu?"


"Silahkan.."


Pria berseragam loreng itu sedikit ragu. Tapi setelah menarik napas pelan, akhirnya dia kembali membuka mulut. "Apa sebelum ini, anda mengenalku atau mungkin... pernah bertemu?"

Karena kilasan memori buram saat ia mendengar nama Meera kemarin, Mayor Raichand jadi bertanya akan hal itu.


Mukesh memiringkan kepala. Sedikit bingung dengan pertanyaannya. Tapi akhirnya dia ingat dengan apa yang sudah diceritakan Karan.
"Oh? Apa ini berkaitan dengan ingatanmu yang hilang, Mayor? Tapi tidak, seingatku kita belum pernah bertemu atau saling mengenal. Maaf.."


"Ah- Tidak, Pak. Maaf atas pertanyaanku. Tentu saja pengusaha besar seperti anda tak mungkin mengenal tentara biasa sepertiku."


Mukesh tersenyum tipis lalu pamit untuk melanjutkan urusannya.


Mayor Raichand yang akan kembali melihat-lihat, mendengar lagi ngeongan di bawah kakinya. Laki-laki itu baru sadar ternyata Annu, kucing gempal Meera, menghampiri dan kini menggosokan tubuh berbulunya pada boots kulit sang Mayor.

Walaupun sedikit canggung karena tidak pernah mempunyai peliharaan, tapi Mayor Raichand membiarkannya. Ia terus memperhatikan tingkah menggemaskan si kucing. Sampai akhirnya Annu berjalan menjauh dan melompat ke jendela. Mata laki-laki itu membulat begitu melihat Annu dengan rusuh menggaruk-garuk tralis besi jendela tanpa kaca, seperti ingin membukanya. Dan benar saja, kucing itu dapat membuat celah. Satu sudut teralis bergeser terbuka. Dengan pintar Annu memasukan kepala juga memaksakan tubuhnya hingga bisa lolos keluar jendela dan melompat turun ke bawah yang merupakan halaman belakang.

INCOMPLETED LOVE [✓]Where stories live. Discover now