Chapter 6

14.5K 703 8
                                    

Bell istirahat berbunyi, masung-masing murid menghela nafas senang seperti mendapat berita bahagia. Surga para murid adalah kantin, setelah beberapa jam beradu mekanik dengan pelajaran, akhirnya sekarang mereka bisa mengistirahatkan otak mereka.

Guru yang mengajar di kelas 11 IPA mulai keluar melangkahkan kakinya, suara para murid mulai terdengar heboh.

"WOYY ISTIRAHAT WOYY!! AHHH SENANGNYAAA!" teriak salah satu suara laki-laki membuat kuping Dini berdenging.

"heh Wita! Elu bisa ngak sih sekali aja gak usah buat heboh? Kalau istirahat, ya istirahat aja njir." tegur Aurel

"Yeee, suka suka gua lah, kok elu yang sewot?" balas Wita

Baru saja Aurel hendak membalas ucapan Wita, tangannya segera di tarik oleh Dini keluar kelas.

"Heh! Lu ngapain narik-narik gua sih?" sewot Aurel tidak terima, secara dia sedang beradu mulut dengan Wita.

"daripada tu mulut lo makin nambah dosa, mending ke kantin." jawab Dini yang sudah melepaskan tanganya dari pergelangan Aurel.

Aurel terdiam, mengangguk setuju dengan apa yang Dini ucapkan.

Hingga akhirnya mereka tiba di depan kantin, melihat kantin yang begitu ramai di isi oleh manusia-manusia yang hendak mengisi perutnya.

"bjirr, ramai banget nih kantin." tegun Aurel

"biasanya juga rame kek gini." jawab Dini lalu meninggalkan Aurel yang masih berdiri terdiam.

Dini duduk di salah satu meja yang sudah terisi oleh 6 pria dan 1 wanita.

Siapa lagi jika tidak, Affandra, Elvano, Reygan, Liam, Fizar, Aslan, dan satu lagi wanita yaitu Aruna.

Aurel yang juga ikut menyusuli Dini, duduk di sebelah Reygan yang masih kosong.

"Ayang Reygan." panggil Aurel lalu duduk di sebelah Reygan yang masih fokus dengan ponselnya. Kedatangan Aurel membuat Reygan mematikan ponselnya lalu mengusap kepala Aurel lembut.

"Gimana remedinya hm?" tanya Reygan lembut.

"Hah? Remedi apa?" tanya Aurel kebingungan

"Busseet, mampus nih guaa." batin Aruna

"Kan kamu tadi remedi sama Dini."

"Hah? Gua remedi? Ngak adaa." elak Dini tidak terima.

"Iya ayang, Arel ngak remedi." sambung Aurel menyetujui ucapan Dini.

"Hm, udah tahu nihh." ucap Fizar yang sudah paham akan kondisi.

"Heheheheh." Aruna hanya bisa tertawa paksa ketika semua pasang mata menatapnya.

"Monyet! Lu bolos?" tanya Affandra

"bolos? Tadi Runa telat bang, terus di suruh bersihin toilet sama pak samsul." jelas Aurel

"Adduh Aureeeeel! Mati nih gua, ni anak terlalu jujur." batin Aruna pasrah

"Ooohhhh telaaat, bilangin Bunda deh."

"Eeehh biawak! Jangan bilangin bunda lah kocak. Bisa bisa keluar dari KK, gua."

"Mmm gimana yaah, bilangin atau enggak." pikir Affandra

"Bilangin aja Fan, biar si Rurun kapok." sambung Dini yang sudah tertawa tipis.

"HEH NING DINI!! gua bilangin ama kyai ya, kalau lu bergaulnya ama cowok cowok." ancam Aruna

"Ampun puuh, sepuuhh. Tapi kan lu ngak tahu Jaddun gua Run."

"Iya juga sih."

Semuanya tertawa renyah, terkecuali Liam. Dia hanya fokus menatap layar ponsel.

Antara Ning dan GusOù les histoires vivent. Découvrez maintenant