Chapter 12

16K 787 124
                                    

Dini berjalan menuju dapur dengan botol minum kosong yang sudah dia pegang sejak dari kamar.

Melihat Abyzar yang sedang mempersiap-siapkan sesuatu di meja makan membuat Dini memutar malas bola matanya. Dia ingin segera memenuhi botol minum ini dengan air lalu segera pergi--pikirnya.

Dia mulai berjalan mendekat, menuangkan air putih yang di cerek itu masuk kedalam botol minumnya.

"makan." ucap Abyzar singkat, namun tidak di balas apapun oleh Dini.

Setelah botol minum dia tutup rapat, Dini segera melangkah pergi, namun pergelangan tangan Dini di raih oleh Abyzar.

"Lepas!" Dini berusaha melawan, tapi tenaga Abyzar lebih besar daripada tenaga Dini.

"makan dulu, Ya Habibati." ucap Abyzar menatap lekat mata Dini yang begitu indah di pandang.

"Habibati habibati, ndasmu."

Tak peduli dengan omelan yang istrinya lontarkan, Abyzar memilih mengendong Dini lalu meletakkannya di atas kursi di sampingnya.

Dini yang mendapat perlakuan mendadak seperti itu reflek nemberontak. Namun sama sekali tidak di hiraukan oleh Abyzar.

Abyzar menyuapkan nasi dengan telor geprek sebagai menu utamanya. Namun Dini tak kunjung membuka mulut agar nasi itu segera mendarat ke dalam mulutnya.

"Buku mulutnya, Zaujati." perintah Abyzar, Dini yang saat itu juga kelaparan akibat tidak makan sedari semalam, terpaksa membuka mulutnya.

Nasi itu mendarat sempurna masuk ke dalam mulutnya, dengan Abyzar sebagai perantara penghilang rasa laparnya.

Abyzar menyuapi Dini dengan lembut, bahkan tatapan sayu terpancar dari mata Abyzar yang selalu tajam bak mata elang.

Setelah nasi di piring habis, hanya tersisa remahan remahan kecil, Abyzar meletakkan piring kosong itu di atas meja, mengambil botol minum kaca berwarna pink itu lalu mengisinya dengan penuh.

Setelah nasi di piring habis, hanya tersisa remahan remahan kecil, Abyzar meletakkan piring kosong itu di atas meja, mengambil botol minum kaca berwarna pink itu lalu mengisinya dengan penuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Dini melihat gerak-gerik Abyzar dengan mulut yang masih mengunyah nasi yang belum di telan.

Setelah botol minum terisi penuh, Abyzar meraih tas ransel Dini yang terletak di meja makan, lalu memasukkan botol minum kaca itu masuk ke dalam tas lalu segera dia tutup, hingga suara resleting tas itu berbunyi.

Hhh, persis seperti ibu-ibu yang menyiapkan segala peralatan anak-anaknya sebelum pergi sekolah.

Abyzar menoleh ke arah Dini yang menatapnya, Abyzar yang berdiri membuat Dini mengadah melihatnya dan Abyzar yang menunduk ke bawah.

Senyuman manis terukir di wajah Abyzar, senyumannya begitu lebar, hingga Dini sedikit terpana di buatnya.

"sudah semuakan? Ayo pergi." ajak Abyzar.

Dia meraih tangan kecil istrinya, dengan tangan kiri memegang tas ransel Dini, dan tangan kanan menggenggam tangan mungil Dini.

***

Antara Ning dan GusWhere stories live. Discover now