Chapter 27

17.9K 769 404
                                    

⚠️ Di sebagian kata ada ucapan kasar! Harap bijak dalam membaca!

Happy Reading
.
.
.

__________________________________

Para osis berusaha menarik Aruna, namun Aruna juga tak kalah berusaha untuk memberontak. "LEPASIN WOY!" sentak Aruna berusaha melepaskan diri.

"ck, ke ruang BK! lo udah keterlaluan Runa, itu anak orang udah mau sekarat." timpal Leon yang ikut serta menarik Aruna.

"Aahh sialan! dia juga buat Dini sekarat, kenapa dia gak ikut masuk ruang BK?"

"goblok ni anak, pasti maknya ngidam tokek goreng, udah jelas Gizel dah sekarat, malah suruh ke ruang BK," jawab Talita yang ikut serta memegang lengan kiri Aruna.

Mendengar jawaban itu, membuat Aruna terdiam sejenak, ide cemerlang muncul di pikirannya. Aruna seketika pingsan yang untung di sambut cepat oleh 5 anggota osis tadi.

"busset, dia pingsan woy." ucap Rian.

Affandra yang sedari tadi hanya menonton ikut berdiri, dia menggelitik perut Aruna membuat dia geli dan tertawa terbahak-bahak. "Aaah sialan lo bang, pengen bangat liat adek lo di scor." balas Aruna.

"gak usah jadi pengecut, orang tua lo gak pernah  ngajarin lo jadi pengecut, tanggung jawab!" titah Affandra kepada Aruna.

Aruna hanya memasang wajah malas. "yaudah iya! Tapi lepasin dulu! Gua bisa jalan sendiri ke ruang BK." ucap Aruna, namun mereka tak kunjung melepaskan pegangannya.

"kalian tuli apa gimana?!" sentak Aruna membuat mereka terlonjak kaget dan segera melepaskan masing-masing tangan mereka dari Aruna.

Aruna berjalan santai dengan di ikuti oleh para osis di belakang. Setelah beberapa menit berjalan, ternyata benar, Aruna masuk ke dalam ruang BK sembari bersedekap dada, memasang wajah santai seakan tak terjadi apa-apa.

***

Pelajaran sudah di mulai sejak 1 jam yang lalu, Dini sedang mengerjakan catatan yang di beri oleh buk Rahma, walau kepalanya sedikit pusing. Seragamnya di ganti dengan baju olahraga yang kebetulan dia bawa, jadi dia bisa mengganti dengan baju itu.

Ceklek!

Semua mata murid menatap ke ambang pintu, begitupun dengan buk Rahma yang sedang asik mengotak-atik laptopnya. Seketika terhenti, melihat Aruna yang baru saja terlihat dari bilik pintu.

"permisi buk," ucap Aruna sopan.

"baguuuss,  bagus Aruna, sudah puas berkelahinya? sudah puas buat teman kamu cedera?" puji sekaligus sindir buk Rahma.

Aruna hanya diam sembari menatap santai buk Rahma, seperti tidak melakukan dosa.

"apa kamu tau dampaknya Aruna? Jari tangan Gizel cedera gara-gara kamu!"

"lalu?" tanya Aruna sembari menaikkan satu alisnya.

"Di mana adab kamu Aruna?! Ini yang berdiri di depanmu guru!"

"maaf buk, ibuk sedang duduk." sela Johan yang duduk paling depan.

"diam kamu Johan! Mau saya duduk, berdiri, nyongkong, ngak ada bedanya." jawab buk Rahma, setelah itu kembali menatap tajam Aruna.

Antara Ning dan GusWhere stories live. Discover now