Chapter 7

13.7K 814 15
                                    

Besok, hari berlangsungnya pernikahan Dini dengan Abyzar. Sedangkan Dini, sedang asik membaca novel tampa memikirkan hari H nya esok.

Berbagai bungkus Snack yang sudah habis mulai tergeletak di lantai, remahan-remahan keripik berserakan di atas kasur. Dia asik membaca novel di atas kasurnya tampa sadar, suara adzan subuh sudah terdengar di lingkungan pesantren.

Dini mematung, mencari benda pipih yang tertutup oleh selimut. Menghidupkannya dan melihat jam berapa sekarang?

04:50, Dini tertegun. Yang artinya sekarang benar sudah subuh. Dia  mendadak lesu, secara tepat hari ini adalah hari yang akan menjadi saksi sahnya dia menjadi sosok seorang istri dari ketua Labstrack.

Dini beranjak dari ranjangnya lalu melangkah keluar, dan menuju ke dapur untuk mengambil segelas minum air putih.

Baru saja Dini meneguk satu tegukan, dia di buat tersedak dengan suara Nashifa.

"Astagfirullah Dini!" jerit Nashifa kaget.

Uhuk! Uhuk! "umma? Umma apa-apaansih? Dini kaget tau ngak." protes Dini

Nashifa menghampiri anak bungsunya, memegang wajah Dini lalu menolehkan ke kanan ke kiri "Ya Allah, nak? Kamu semalem ngak tidur? ini mata kamu jadi mata panda, sayang...."

"ngak Umma, hehehe maraton novel, Umma." jawab Dini cengengesan.

"Astagfirullah, kebiasaan ya anak ini. Tapi bedanya sekarang kamu melangsungkan pernikahan loh sayang. Kan gak lucu kalau kamu tiba tiba ketiduran, ini juga mata kamu jadi mata panda." omel Nashifa yang sudah tidak habis pikir dengan tingkah anak bungsunya ini.

"tenang umma, Dini gak bakalan ngantuk kok. Lagipula kan, pernikahannya bisa di undur."

"Astagfirullah sayang, ini bukan lagi main nikah-nikahan loh." Nashifa mengelus dadanya, berusaha untuk meredam emosi. "dah, kamu sholat subuh ke musholla sana." perintah Nashifa

"lagi ngak sholat Umma."

***

Sedangkan di sisi lain, Abyzar baru pulang ke rumah pukul 7 pagi. Baru saja dia membuka pintu, penglihatan pertama yang dia lihat adalah kyai Haji yang sudah duduk di ruang tamu dengan tatapan dingin dan tajam menatap Abyzar.

"eh, kakek? Ngapain ke sini? Huooo." tanya Abyzar di akhiri kuapan di akhir kalimat.

Kyai Haji berdiri dari duduknya sembari mengambil tongkat yang dia senderkan di dinding untuk Membantunya berjalan.

Dengan tampa perasaan, kyai Haji memukul badan Abyzar tampa henti dengan tongkatnya, membuat dia meringis meminta ampun.

"kek, kek, ampun... Byzar salah apa? Aduh udah dong kek, Byzar sakit." erang Abyzar yang berusaha melindungi tubuhnya dari serangan pukulan tongkat kyai Haji.

Sedangkan Liam turun menuruni anak tangga, mengabaikan drama antara kakek dan cucunya. Menuju arah dapur dan mengambil segelas air putih.

"kamu ya Byzar! Lupa hari ini hari apa?!" tanya kyai Haji dengan marah lalu menghentikan aksinya tadi.

"hari ini? Hari senin kek." jawab Abyzar seadanya. Sungguh, Abyzar sepertinya sedang menguji kesabaran kyai Haji.

Kyai Haji menghirup nafas sedalam-dalamnya lalu mengeluarkannya kembali. "hari ini kamu bakalan nikah Byzar."

"terus urusannya sama Byzar apa?" tanya Abyzar dengan raut wajah polosnya.

Antara Ning dan GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang