Chapter 24

10.3K 677 139
                                    

Happy Reading
.
.
.

__________________________________

"Nak, makan dulu ya sayang." perintah Nashifa yang sudah membawa semangkok bubur di atas nampan.

"tapi Abyzar belum makan umma, Dini gak mau makan sebelum Aby bangun, umma." jawab Dini lalu menyandarkan kepalanya di samping tubuh Abyzar terbaring.

"nak, Abyzar pasti sedih kalau melihat kamu seperti ini sayang."

"tapi aku lebih sedih melihat Abyzar gak bangun-bangun umma."

"Abyzar cuman istirahat sebentar nak, kamu gak mau kan buat Abyzar sedih?"

"tapi Abyzar buat aku sedih umma." jawab Dini membuat Nashifa terdiam.
Nashifa meletakkan bubur tadi di atas nakas, dia memperhatikan Dini yang mengenggam erat tangan Abyzar.

Lalu dia membisikkan sesuatu tepat di telangi Abyzar. "Asyhadu Ala'ilaha ilallah wa'asyhadu anna muhamadar rasulullah," bisik Dini di telinga Abyzar.

Nashifa di buat ternganga, ketika jari telunjuk Abyzar sedikit memberi respon, sedangkan Dini hanya ikut tidur di samping Abyzar sembari tangan mereka yang masih sama-sama tergenggam. yang artinya, Dini sama sekali tak menyadarinya.

Nashifa segera keluar dengan perasaan bahagia, namun matanya ikut berkaca-kaca. Mereka yang berada di luar, dan melihat ekspresi Nashifa di buat ikut penasaran.

"ada apa, umma?" tanya Dafi yang mewakili pertanyaan mereka semua.

"naak, panggil Dokter, A-Abyzar sudah mulai sadar!" ucapan Nashifa membuat mereka semua ikut kaget sekaligus bahagia.

"Alhamdulillah," ujar kyai Haji sembari menangis, dia segera menutup wajahnya mengunakan sorban agar air matanya tak terlihat oleh mereka di sana. Kyai Abdul mengusap punggung kyai Haji seakan itu sebagai bentuk untuk menghiburnya.

"Allhamdulillah Ya Allah, telah memberikan kesadaran kepada cucu hamba." ujar kyai Haji lalu melakukan sujud sukur di lantai rumah sakit.

"kek, duduk lagi yuk." ujar Liam berusaha membujuk kyai Haji untuk kembali duduk, hingga kyai Haji menuruti.

Tak berselang lama kemudian, dokter dengan para suster nampak memasuki ruangan bilik Abyzar. Mereka yang berada di sana hanya bisa memohon untuk kesadaran dan kesembuhan Abyzar.

"Ya Allah, lancarkanlah semuanya,"

***

Mata Abyzar mulai perlahan- lahan terbuka, dia berusaha menyesuaikannya dengan cahaya.

Pandangan pertama yang Abyzar lihat adalah wajah indah Dini. Yah, Dini berhasil mengkabulkan permintaan Abyzar saat jauh hari peristiwa ini terjadi "Aby? Alhamdulillah kamu udah bangun." ucap Dini bahagia, hingga matanya berkaca-kaca.

"lu siapa?" tanya Abyzar sembari memijit pelipis keningnya.

Dini hanya bisa tersenyum tipis, namun berbeda dengan hatinya, rasanya hatinya seakan di cabik-cabik. "a-aku istrimu," jawab Dini dengan rasa sesak. Bagaimana bisa seorang yang dia cintai tidak mengenalinya? Adakah yang lebih sakit dari itu?

Antara Ning dan GusWhere stories live. Discover now