Chapter 28

5.3K 533 541
                                    

Hallo semuanya, masih menunggu ANDG up? Typo bertebaran? Harap di maklumi,karna belum di Revisi

Minal Aidzin walfaidzin semuaaaaaa 🙏

Happy Reading
.
.
.

__________________________________

suara idaman yang selalu di tunggu-tunggu oleh para murid telah berbunyi dengan lantang, para murid berbubaran kesana kemari sembari tersenyum riang karna sekarang sudah waktunya untuk pulang. Sedangkan Dini yang sedang berada di parkiran, sudah sedia dengan motor vespa dan hlemnya.

Dia membelah kepadatan lalu lintas, hingga berhenti di lampu hijau yang sudah berganti merah. Sekali-kali Dini terbatuk karna debu yang tak sengaja dia hirup.

Sembari menunggu lampu yang kembali hijau, terlintas di pikiran Dini obrolan beberapa minggu dengan Liam.

"jadi? bunda dengan ayah kecelakaan tunggal di dekat jalan tol?" tanya Dini sembari menatap belakang punggung Liam.

"hm," dehem Liam.

Dini terdiam sejenak, lalu mengangkat bicara, "apa benar kecelakaan tunggal? apa benar bunda dan ayah kecelakaan tampa sebab? ini tidak masuk akal, bang Liam."

"lalu masuk apa? Masuk otak? Lagipula lo ngapain tanya ini ha? Jangan pernah sesekali mungkin lo menanyakan kejadian itu dengan Abyzar, Abyzar sangat trauma dengan kejadian tragis itu." ucap Liam lalu segera berlalu.

Dini tersentak dari lamunanya ketika suara clakson mobil yang berada tepat di belakangnya. "woy, cepetan jalan! malah ngelamun." teriaknya membuat Dini sadar bahwa lampu yang semulanya merah sudah berganti hijau, dengan cepat Dini segera menancap gas motornya.

"Apa aku kerumah bunda aja yah?" batin Dini, "tapi..... alasan apa yang aku kasih ke bang Liam biar bisa masuk ke kamar bunda?" Dini berpikir keras di sepanjang perjalanan, hingga ide cemerlang muncul di benaknya, Dengan cepat Dini segera melajukan motornya.

***

"Assalamualaikum, permisi bang Liam." panggil Dini sembari mengetuk pintu beberapa kali, namun tak kunjung ada yang menjawab dan membukakan pintu.

Dini menghela nafas gusar, dia duduk di kursi yang berada di teras sembari memijit keningnya yang terasa sedikit pusing.

"ngapain lo di sini?" tanya Liam yang baru saja pulang dari sekolah.

Dini yang mendengar itu lansung berdiri dari duduknya, "ahh bang Liam, a-anu, gua kesini mau ambil baju Abyzar." eles Dini.

"baju? baju apa?" tanya Liam dengan ekspresi datarnya.

"emmm, ba-bajuuuu.... Aahh, gua lupa, mangkanya gua mau cari di lemari Abyzar." jawab Dini gelagapan.

Liam tak ambil pusing, dia memutar kunci hingga pintu terbuka, "eh bang." panggil Dini membuat Liam berhenti.

"eeee, boleh gak tunggu di luar? ntar takutnya tetangga mikir aneh-aneh." ucap Dini sembari meremas rok sekolahnya karna takut.

Liam tidak menjawab, melainkan segera duduk di kursi sembari meletakkan jaketnya di depan wajah untuk menutupi mukanya.

Dini tersenyum tipis, lalu segera membuka sepatu dan masuk, tak lupa dia mengucapkan salam. rumah yang terdiri 2 lantai cukup besar jika di huni hanya satu orang, Dini terkagum-kagum karna rumah ini sangat rapi walau hanya di huni oleh Liam.

Antara Ning dan GusWhere stories live. Discover now