Chapter 25

10.2K 623 118
                                    

Happy Reading
.
.
.

__________________________________

Hari ini adalah hari di mana Abyzar sudah di bolehkan untuk pulang, para anak-anak juga membantu Abyzar untuk beres-beres. "heh botak! Sempak pink gua mau lu kemanain hah?!" sentak Abyzar kepada Boby.

"botak-botak, gua Boby, nama gua Boby, mentang-mentang pala gua botak." sewot Boby.

Anya tertawa terbahak-bahak sembari memukul Reza dengan keras. "Anjir, botak kata dia bah, tapi emang iya juga sih. Lagipula nih sempak lo kenapa pink coba? Lu banci yah?" ujar Anya ceplas ceplos.

"eh Anyaman, sembarangan lu ngomong, sempak gua aja yang pink, gua mah mentalmen." jawab Abyzar membuat mereka tertawa.

"bos? lu semenjak bangun dari koma kok jadi gini sih? biasanya lu cool habis, sekarang malah nimb ama kita-kita." timpal Kona.

"lah? Emang gua Cool yah? Perasaan sifat gua kek gini, gak ada yang berubah." jawab Abyzar.

Dini hanya terkekeh mendengar pembicaraan mereka, dia sedang sibuk membereskan baju Abyzar dan bajunya.

"ohya, udah selesei semuanyakan?" seru Dini yang di balas anggukan oleh mereka.

Razaq tiba dari arah pintu, membuat semua mata terarah kepada dirinya. "nih Din, obat Abyzar, dan semuanya udah gua beressin, lo tinggal pulang aja sama Abyzar." ujar Razaq sembari memberikan resep obat kepada Dini, Dini menerima uluran itu.

"Makasih ya bang, maaf ngerepotin." ucap Dini.

"aelah, sans aje kali. Lagipula tu bocah lebih banyak ngerepotin dari ini." ucap Razaq sembari matanya melirik Abyzar sedikit.

"hah? Maksud lu gua? Dih sejak kapan gua ngerepotin lu-lu pada? Gua aja kenal ngak sama kalian, tapi kalian aje yang sok akrab sama gua." balas Abyzar.

"serah lo deh, mau lo kenal mau lu kagak, dasar es cair."

"es cair, es cair, gua manusia! bukan es!" jawab Abyzar merasa tidak senang.

"heh! Ini kalian kok malah berantem sih? Dah bubar sono!" sentak Anya. Liam memasuki ruangan itu, membuat semuanya terdiam dan menatap Liam dari atas sampai bawah.

Tampa basa-basi, Liam menarik Anya keluar, "eh-eh-eh, lu mau narik gua kemana woy!" sentak Anya.

Sedangkan Agam mengepalkan kedua tangannya, rahangnya nampak keras, berusaha menahan emosi. Jaka mengelus punggung Agam berusaha untuk menenangkan.

"oohh kalau begitu, gua izin pergi dulu yah." ucap Dini sedikit canggung.

"eh, biar kami aja yang bawa tasnya, ibu ketua." timpal Kona.

"eh, ngak usah bang, ini gak berat kok." tolak Dini selembut mungkin.

"ck, itu aja di rebutin." sela Abyzar lalu dia membawa kedua tas yang berisi baju Abyzar dan Dini. Abyzar berjalan dengan di susuli Dini dari belakang.

Mereka sampai di parkiran, nampak kyai Haji, kyai Abdul, Nashifa, Liam, dan Dafi yang menunggu kedatangan mereka.

Dafi membuka bagasi mobil, dan Abyzar meletakkan tas tadi di bagasi mobil. Setelah itu dia masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Dini. Dafi yang menyetir dan Nashifa yang duduk di paling depan, sedangkan kyai Haji, dan kyai Abdul, berbeda mobil dengan mereka.

Antara Ning dan GusWhere stories live. Discover now