Chapter 16

14.6K 824 70
                                    

Abyzar tersenyum, melihat paras Dini yang begitu indah untuk di pandang, sedangkan Dini sedang asik memakai mukenah hingga tidak menyadari bahwa Abyzar sedang menatapnya.

Setelah Mukenah terpasang utuh di badannya, Dini melirik ke arah Abyzar yang masih menatapnya. "kenapa natap aku? Ada yang salah ya, By?" tanya Dini sembari melihat dirinya mencari apa ada yang ganjal.

"kamu tau apa yang salah dari kamu sayang?"

"apa?"

"kesalahan kamu adalah, mampu membuatku jatuh cinta setelah Qobiltu ku lantunkan."

Deghh, jantung Dini merasa tidak aman, rasa panas mulai meliputi seluruh tubuhnya. Seuntai senyum berhasil terbit di bibir Dini.

"Aby, jangan bercanda. udah ih, katanya mau sholat."

Abyzar terkekeh geli "Aby gak bercanda umi, Aby serius."

"cepetan Aby, jangan gini terus."

"emangnya saya kek mana, hm?"

"au ahh, males." ucap Dini memanyunkan bibirnya sembari bersedekap dada, seperti anak kecil yang sedang merajuk.

Abyzar tak kuasa menahan tawanya, dia berdiri dan memulai sholat.

Setelah selesei, Abyzar membalikkan tubuhnya menatap Dini dan menyulurkan tangannya. Dini meraih tangan Abyzar dengan lembut lalu mengecup singkat, dan Abyzar membalas dengan kecupan singkat di kening Dini.

"hafalan sudah sampai mana hm?" tanya Abyzar menatap istrinya.

"cuman tinggal surah Yasin doang kok, By. kemaren juga ngak sempat nyetor ke Jaddun."

"yaudah, setor ke saya."

"ke-kamu?" tanya Dini ragu-ragu

"iya, ke saya. Kenapa, hm?"

"kamu hafal Qur'an?"

Abyzar mengelus puncak kepala Dini sembari tertawa kecil. "saya hafiz Qur'an, umi."

Dini membelalakkan matanya. "ha-hafiz? Aby hafal berapa juz?"

"semua juz."

"seriusan?"

"dua rius."

Dini terdiam sejenak, dia tidak menyangka bahwa Abyzar seorang hafiz Qur'an, dia kira... dialah yang seharusnya menuntun Abyzar ke jalan yang benar, karna melihat pergaulan Abyzar yang sepertinya bebas. Namun.... Dini tidak menyangka, bahwa dialah yang seharusnya di bimbing.

"kenapa ngelamun, hm? Ayo setor." ucapan Abyzar membuat Dini tersentak dari lamunannya. "e-eh iya."

Dini mulai melantunkan surah Yasin, dan Abyzar yang menyimak'kan lantunan ayat suci yang keluar dari mulut istrinya.

"Hum wa azwaajuhum fii zhilaalin-" Dini berhenti sejenak, berusaha fokus dengan pikiran yang berputar mencari lanjutannnya.

"fii zhilaalin.... fii zhilaalin...." Dini bergumam sembari berusaha mencari kelanjutannya.

Antara Ning dan GusOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz