Chapter 23

11.6K 701 194
                                    

Happy Reading
.
.
.

__________________________________

genggaman Dini terlepas ketika brankar Abyzar masuk ke dalam ruang tindakan, Dini hanya bisa menatap nanar pintu dihadapannya.

Dini menghela nafas lalu menunduk, memandang tangannya serta seragam sekolahnya yang sudah di penuhi oleh darah milik Abyzar. Tubuh Dini tak kuat lagi, ia terjatuh di atas lantai dengan buliran air mata yang tak henti hentinya keluar.

Rumah sakit terlihat ramai, inti geng Labstrack dan serigala putih ikut masuk ke dalam rumah sakit. Sedangkan yang lain berada di luar rumah sakit.

Dini menatap lantai, tubuhnya bergemetar, namun isakan berusaha dia tahan. Carolint menghampiri Dini, mengelus punggung Dini seakan memberikan dia semangat.

"udah, Abyzar pasti bakalan selamat kok Din, kamu berdo'a yah, Abyzar gak bakalan mungkin meninggalkan orang yang dia cintai sendiri di dunia ini." ujar Carolint sembari membawa Dini ke dalam dekapannya.

Dini mengadah, menatap Carolint,
"Lint? Ini semua mimpikan?" tanya Dini berharap Carolint menjawab iya.

Carolint berusaha menghapus air matanya yang tidak sengaja menetes, dengan suara bergemetar, Carolint menjawab, "Din? ini semua gak mimpi, ini nyata."

Pupus sudah harapan Dini, tubuhnya terasa lemah, bahkan untuk membalas jawaban Carolint saja dia sudah tidak mampu.

"Ngak! Ini semua mimpikan?!" sentak Dini, berharap mereka yang berada di sana menjawab  sebaliknya dari Carolint.

"Kalian kenapa diam?! Ini semua mimpikan! ayo bilang iya! Jangan diam!"

Dini berusaha berdiri, "baiklah, aku sendiri yang bakalan bangun dari mimpi buruk ini." ucap Dini lalu berjalan mendekati arah tembok.

"Din? Lu mau ngapain ha?!" tanya Anya dengan sorot mata sendu.

Satu hantaman, berhasil melukai kening Dini, ketika dia menghantamkan keningnya sendiri ke dinding rumah sakit.

"DINI!!!" teriak mereka tidak percaya, segera mereka lansung menghentikan aksi gila Dini.

"Elu udah gila ha?!" ucap Anya tidak percaya.

Nampak sebuah lebam mulai muncul di kening Dini, "minggir! Saya ingin bangun!"

"LU BANGUN APA HA?! INI NYATA! LU GAK USAH BERHARAP INI SEMUA MIMPI DIN!!" teriak Anya.

Dini segera terbangun dengan nafas yang sudah memburu, "aaahhh untung mimpi," hela Dini sembari bernafas lega.

Dia memperhatikan sekelilingnya, "jadi aku ketiduran di kelas?" gumam Dini.

"Runa? udah waktu pulang?" tanya Dini kepada Aruna.

"udah, lu sih, di bangunin gak bangun-bangun, kebo bat tidurmu." jawab Aruna.

Dini mulai membereskan semua buku-bukunya. setelah semuanya beres, Dini segera berjalan meninggalkan kelas, dia menuju wastafel karna berniat untuk mencuci tangannya, tampa sadar, Dini di buat kaget ketika tidak sengaja, sebuah pantulan cermin yang menampilkan dirinya, memperlihatkan kening Dini yang nampak lebam.

Antara Ning dan GusWhere stories live. Discover now