Chapter 26

11.4K 671 193
                                    

️Di sebagian kata ada kalimat kasar! Harap bijak dalam membaca!

Harap maklum jika terjadi kesalahan KBBI dan dialog tag! Belum di revisi!

Happy Reading
.
.
.

__________________________________

Bulan sudah mulai di gantikan oleh matahari, nampak fajar yang bersinar terlihat di luar jendel kamar Dini.
Dini membuka jendela, dengan mukenah yang masih terpasang.

"Byzar? ternyata walaupun kamu lupa ingatan, kamu tidak lupa dengan tuhanmu yah." titah Dini.

Nampak Abyzar sedang membuka sarung yang dia pakai. "yeee, seamensia-amnesianya gua, gua gak bakalan lupa sama tuhan ye." balas Abyzar.

Dini terkekeh, "ohya? Lantas mengapa kamu lupa akan saya?"

"karna kamu bukan, tuhan." balas Abyzar yang mana ini tak salah, dan tak benar juga. Dini tertawa hingga matanya menyipit.

"ohya, nanti kamu jangan sekolah yah, kamu belum sepenuhnya pulih, Zar."

"boro-boro gua mau sekolah, letak sekolah gua dimana aje gue lupa." balas Abyzar lalu melemparkan badannya di atas kasur.

Dini keluar dari kamar, badannya terasa pegal-pegal karna semalaman tidur di sofa, dengan badan yang meringkuk dan tak bisa leluasa untuk bergerak kesana-kemari.

Dini nampak merenung di dapur. "aku mau masak apa pagi ini? Orang aku aja gak bisa masak." gumam Dini.

"aelah, itu aja gak bisa, biar gua aja yang masak." celetuk Abyzar yang ternyata menyusul Dini dari belakang.

"mau masak apa, Zar?" tanya Dini.

"nasi goreng mau? Lebih simpel aja." Dini mengangguk riang, "mau! mau! Tapi emangnya kamu ingat?"

"lo ngeremehin gua? Kakek gua sama Bunda sering ngajarin gua buat bisa masak dan belajar tentang rumah tangga, karna kata kakek, sejatinya laki-laki itu membantu istrinya, bukan ngebebani istrinya."

Dini tersenyum, "kamu masih anggap aku istri?"

"calon janda kamu mah, Din." balas Abyzar.

"berarti kamu calon duda?"

"kagak, kan gua ada Revi." jawab Abyzar singkat namun menyakitkan.

"lo kesekolah pakai apa?" tanya Abyzar yang sibuk memotong bawang.

"pakai motor."

"lo bisa bawa motor?"

"bisa."

"ooohh..." balas Abyzar, hingga terjadi kediaman beberapa menit.

***

Dini memarkirkan motor vespanya, dia sedikit lambat ke sekolah pagi ini, hingga nampak bahwa sekolah nampak ramai sekarang. di sepanjang jalan, nampak mata-mata dari mereka yang menatap tajam dan remeh Dini, bahkan bisik-bisik dari mereka. tapi Dini tetaplah Dini, dia tidak mengambil pusing semuanya, dia hanya menatap kedepan dan memasang raut wajah datar.

Antara Ning dan GusNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ