Chapter 11

14.8K 792 56
                                    

Malam, pukul 12:10, Dini terbangun dari tidurnya. Dia turun dari ranjang untuk menuju ke kamar mandi menunaikan hajat.

Setelah selesei, Dini keluar dari kamar mandi dengan perasaan lega, dia kembali merebahkan badannya di atas kasur, namun baru dia hendak memejamkan matanya, lampu kamar Dini mendadak mati. Karna memang, Dini takut tidur dalam keadaan lampu di matikan.

Awalnya dia tetap berpikir positif, bahwa hanya lampu kamarnya saja yang mati, jadi dia segera mencek lampu di ruang tamu.

Namun ketika dia sudah tiba di ambang pintu, melihat lampu ruang tamu yang juga mati, dan seluruh rumah yang gelap gulita, membuat seluruh badan Dini gemetar.

Dia berlari menuju kamar Abyzar walaupun sempat terjatuh akibat tertarung oleh kursi sofa. dia dengan cepat bangkit lalu segera membuka pintu kamar Abyzar tampa meminta izin kepada sang pemilik.

"ABYYY!!" teriak Dini lalu berhamburan ke atas kasur Abyzar, bahkan perut Abyzar terasa sakit ketika tidak sengaja tangan Dini mendarat kasar tepat di atas perutnya.

Abyzar yang memang belum tidur bahkan jauh sebelum mati lampu, di buat kaget akibat teriakan Dini yang masuk ke dalam gendang telinganya.

Sedangkan sang pelaku hanya ketakutan lalu memeluk Abyzar dari samping.

Abyzar menoleh ke samping, untuk sekarang dia tidak bisa menatap wajah sang istri, karna hanya kegelapan yang bisa mereka lihat.

Sebenarnya Abyzar bisa menyalakan lilin untuk menambah pencahayaan, tapi... Bukankah ini kesempatan dalam kesempitan?

Abyzar memiringkan tubuhnya, memeluk sang istri yang tubuhnya sudah bergemetar, Dini menenggelamkam wajahnya di dada bidang sang suami. Dia tidak memikirkan panjang lebar, yang ada terlintas di benaknya hanya rasa takut.

Hingga terjadilah adegan saling peluk memeluk, Abyzar menyalurkan rasa kenyamanan kepada Dini hingga ia pun tertidur dengan lelap.

***

Dini mulai membuka matanya, silau yang berhasil menyambut matanya akibat lampu yang terlalu terang. Dia merubah posisi tidurnya menjadi duduk di atas kasur, menatap seisi kamar dan menemukan Abyzar yang sedang siap-siap, sepertinya dia akan melaksanakan sholat.

"Aby..." panggil Dini dengan mata kantuknya.

"iya umi?" jawab Abyzar terkekeh hingga menampakkan gigi gerahamnya.

Dini hanya memasang raut wajah datar, tidak memperdulikan apa yang di katakan Abyzar. Seolah bayang-bayang kejadian semalam kembali terlintas di benaknya.

Dini beranjak dari kasur, berniat untuk segera keluar. Namun pergelangan tangan Dini segera di tahan oleh Abyzar, membuat sang pemilik menatap pelaku.

"apa?" tanya Dini dengan lesu, sebab sekarang dia sedang mengantuk

"sholat tahajud." jawab Abyzar singkat

"ck, itu kerjaan gua setiap hari, tampa lu ingetin gua bakalan kerjain kok."

"Disini."

"hah?"

"sholatnya Disini."

"ngapain gua sholat di sini? Gua masih punya kamar." ucap Dini ketus

"sholat berjama'ah." sejenak ucapan Abyzar membuat Dini sedikit terdiam.

Beberapa detik merenung, Dini menjawab "oke, gua bakalan sholat di sini, tapi gua mau ambil mukenah dulu."

Antara Ning dan GusWhere stories live. Discover now