Chapter 8

13.6K 810 5
                                    

Pendosa juga butuh tuhan
(Abyzar)

*
*
*
*

__________________________________

Dini memasukkan beberapa koper miliknya ke begasi mobil, begitu pula dengan Abyzar. Hari ini, Dini akan ikut Abyzar untuk tinggal di rumah mereka. setelah semuanya beres, Abyzar menutup bagasi mobil.

Lingkungan pesantren sekarang terlihat lebih sepi, karna para santri sedang melansungkan pelajaran.

"nak.." terdengar imbauan suara lembut dari belakang.

Genangan air mata mengenangi matanya, berusaha untuk tidak menangis agar dia tidak seperti orang lemah.

Nashifa membuka lebar tangannya, seolah menyuruh Dini untuk masuk ke dalam pelukannya. Dini memeluk Nashifa dengan erat seolah tidak ingin di lepas, air mata yang sebelumnya masih tertahan, sekarang meluncur tampa isyarat.

Nashifa mengelus elus puncak kepala Dini yang di tutupi hijab pashmina hitam. Sekarang dia sudah benar-benar akan pergi meninggalkan penjara suci baginya, tempat dia terkurung selama belasan tahun.

Nashifa mulai merenggangkan pelukannya, menatap manik mata Dini yang sudah berair. Lalu menghapus air yang masih membekas di pipinya.

"hati-hati ya sayang, dengerin apa kata suami kamu. Ingat! Sekarang kamu bukan anak kecil lagi." pesan Nashifa kepada putrinya yang di balas anggukan oleh Dini.

Dini menatap kyai Abdul, rasa benci masih membekas di hatinya sebab kyai Abdul menjodohkannya dengan laki-laki yang akan menjadi neraka baginya.

Seakan ragu untuk menghampiri kyai Abdul, kyai Abdul merentangkan tangannya, seakan menyuruh Dini untuk masuk ke pelukannya.

Walaupun ada sedikit rasa sakit, dia tetap berlari kecil lalu berhamburan masuk ke dalam pelukan Jaddunnya. Dia seakan merasakan bahwa pelukan kyai Abdul serasa memeluk abbanya sendiri.

"ck, sudahin dramanya, buruaaann, Keburu hujan ini." ucap Abyzar dengan raut cueknya.

Kyai Haji lansung menginjak kaki cucunya mengunakan tongkat yang selalu dia bawa. "awshh, kek! Apa-apa'an sih? Sakit tauu..." rintis Abyzar kesakitan, sedangkan kyai Abdul hanya membalas dengan cengiran.

"dasar tua bangka." gumam Abyzar kecil tapi masih terdengar oleh kyai Haji, membuat kyai Haji kembali menekankan tongkat itu lebih keras lagi kepada kaki cucunya.

Wajah Abyzar merah padam menahan rasa sakit, sedangkan Dini terkekeh kecil. Dia menghampiri Dafi, yang sudah berdiri sedari tadi untuk melepas adiknya pergi.

Dini menyalami tangan Dafi lalu menciumnya. Baru hendak pergi, Dafi bergumam "gak mau peluk?" tanyanya membuat Dini kembali menoleh ke arah Dafi.

Dini berhamburan masuk kedalam pelukan Dafi.
Dafi mengecup lama kening kembaran yang sudah dia jaga sedari kecil. Haahh... Tak terasa, ternyata dia sudah dewasa.

Dini dan Abyzar mulai berjalan memasuki mobil, tapi suara teriakan membuat semua mata menoleh ke sumber suara.

"DINIIII!!!! TUNGGU DULUUUUU!!!" Aisyah berlari kencang menuju ke arah Dini berdiri, dengan ustadzah Sari yang mengejar Aisyah di belakang.

Antara Ning dan GusWhere stories live. Discover now