Chapter 10

14.8K 738 23
                                    

Abyzar keluar dari kamar lengkap dengan seragam khas tempat dia bersekolah. Abyzar melangkah menuju dapur, melihat Dini yang sudah mengotak atik dapur.

"ngapain?" tanya Abyzar

Dini membalikkan tubuhnya lalu melihat Abyzar yang sudah duduk di kursi ruang makan.

"karna gua istri yang baik hati, gua buatin elu nasi goreng. Ya, emang nasi goreng lagi sih, tapi kan bahan cuman ada ini." jawab Dini

Abyzar diam, tidak mengubris. Dini menghidangkan nasi goreng dalam wadah yang cukup besar, lalu menyendokkan nasi ke atas piring dengan di hiasi telur mata sapi dan bawang goreng.

Tampa banyak protes, Abyzar memakan nasi goreng buatan istrinya dengan lahap. Dini ikut tersenyum, sebelum dia makan, dia menyempatkan diri untuk membuka ponsel, secara sudah dari semalam dia tidak memegang benda pipih itu.

Lama berkutik dengan hp, Dini meletakkan ponselnya di atas meja. Namun pandangannya terfokus ke piring Abyzar yang tidak bersisa sedikitpun. "nasi goreng gua seenak itu kah?" batin Dini bertanya.

"cepetan makan, sebelum gua tinggalin." ucap Abyzar

Dini segera menyuapkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya, namun dia segera berlari ke tong sampah untuk mengeluarkan isi dalam mulutnya.

Abyzar menaikkan sebelah alisnya "kenapa lo?" tanya Abyzar

Dini menatap Abyzar, mulai berjalan dan duduk di tempatnya semula yang berdepan-depanan dengan Abyzar.

"by, itu nasi goreng asin loh, lu kok makannya sampai habis? Itu asin, Aby." ucap Dini tidak habis pikir.

"ck, gak usah banyak omong, Cepetan sebelum gua tinggalin." ucap Abyzar tampa menjawab pertanyaan dari Dini

Dini segera mengambil tas ransel lalu menyandangnya, Berjalan mengekori Abyzar yang berada di depan.

Dini di buat ternganga ketika motor sport terpakir di halaman depan rumahnya. "by? Ini motor siapa? Kok di sini?" tanya Dini

Abyzar tidak menjawab, melainkan menaiki motor itu. "naik." perintahnya

"hah?" Dini belum terkoneksi

"naik." jawabnya singkat

Dini baru paham, tapi dia bingung bagaimana cara menaiki motor tinggi itu, sedangkan sekarang dia mengunakan rok panjang yang membuatnya susah melangkah lebih lebar.

"gua pakai rok, susah naiknya." jelas Dini, Abyzar memutar malas bola matanya, dia kembali turun dari motor lalu mengendong Dini tampa aba-aba, membuat dia seketika kaget.

"heh, heh! Turunin!" berontak Dini yang mendapat serangan secara mendadak.

Tapi sekarang dia diam, ketika dia sudah berhasil duduk sempurna di motor sport milik Aby. Tidak mengurangi kemungkinan, bahwa sekarang Dini sedang kesal dengan tingkah Abyzar.

***

Abyzar menurunkan Dini di sebrang jalan sekolah Dini. Dini turun dari motor Aby, namun belum juga berlalu pergi.

"ngapain lo? Pergi sana." usir Abyzar tampar perasaan.

"uang saku gua?"

Abyzar memutar malas bola matanya, mengaruk kantong celana lalu menyodorkan kertas warna biru 2.

Dini berbinar melihat kertas biru biru itu, namun dia hanya mengambil satu lembar lalu berjalan sembari berucap "makasih, Aby."

Antara Ning dan GusМесто, где живут истории. Откройте их для себя