Chapter 21

16.3K 850 95
                                    

Mohon di maklumi jika banyak kesalahan KBBI dan typo yang merajalela.

Happy Reading ><
.
.
.

__________________________________

Seorang wanita yang berusia 30-an keluar dari dalam mobil, dengan di dampingi seorang laki-laki yang di duga bahwa itu suaminya. serta 2 anaknya yang berusia sekitaran delapan tahun dan lima tahun.

"eehh, non Anin." sambut ibuk pengurus panti tadi.

"kok datang ngak bilang ibuk?"

Wanita itu tersenyum. "gak papa buk, tadi sekaligus ziarah ke makam Zea sama bang Adit." jawabnya.

"owalahh, silahkan masuk non, den." ucap ibuk panti mempersilahkan masuk, namun pandangan Anindya terfokus kepada Dini yang sedang duduk santai sembari menatapnya.

"kamu..." ucapnya dengan mata tertuju kepada Dini.

Dini yang di tatap seperti itu tentu merasa akan tatapannya. "sa-saya?" ucapnya sembari menunjuk dirinya sendiri.

Tidak ada angin tidak ada hujan, wanita itu menangis lirih, rasa sesak menggebu-gebu di dadanya, semakin membuat Dini merasa bingung.

"ada apa ya tan? eh, kak?" tanya Dini yang bingung memanggil wanita itu dengan panggilan apa.

Suaminya merangkul bahu wanita itu, membawa dia kedalam rangkulan pelukannya. Dini yang merasa keheranan pun hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya, di dalam benaknya terlintas pikiran, "apa kesalahan yang aku buat?"
"kenapa wanita itu menangis?"

Ibu panti yang paham akan kondisi, membawa wanita itu masuk ke dalam, meninggalkan mereka yang masih dilanda kebingungan.

Sedangkan di dalam, wanita yang sudah terduduk di sofa berkata dengan lirih kepada ibuk panti. "bu, tolong bawa anak itu kemari." ucapnya yang hanya di balas anggukan oleh ibu panti.

Tak berselang lama kemudian, Dini menemui wanita yang berusaha menyerka air matanya, dengan senyuman lembut dan mata sayu yang dia perlihatkan kepada Dini, dia memberi intruksi untuk segera duduk di dekatnya, Alhasil Dini hanya menurut.

"dek, namamu siapa?" suara lembut itu masuk kedalam pendengaran Dini, seakan terhipnotis untuk menjawab.

"Dini, tan, eh kak."

Wanita itu tersenyum mendengar jawaban Dini. "panggil kakak aja." ucapnya di akhiri kekehan.

"eh, iya kak." jawab Dini kikuk.

"dek, kamu mirip dengan tante saya, mirip sama persis, kalian seperti kembar, atauuuu tante saya yang di beri kesempatan untuk lahir ke dunia ini kembali, namun itu hanya mustahil." jelasnya.

"emmm, kalau boleh tau, nama tantenya kakak siapa?" tanya Dini.

Wanita itu tersenyum sebelum menjawab "Zea, Zea Khoirunnisa." jawabnya membuat Dini seketika terdiam.

"Ze-Zea?" batinnya bertanya-tanya.

"emmm, maaf kak, Zea yang mendirikan panti asuhan ini yah?" tanya Dini berusaha berhati-hati.

"iya dek, dia membangun panti ini dengan hasil keringatnya sendiri, melihat kalian yang berkumpul, serasa melihat tante saya dengan teman-temannya.
Oh ya, nama saya Anindya, dan dia suami saya, namanya Zayyan." jawab wanita itu sembari memperkenalkan suaminya.

"waahh, adek-adek kecil itu anak-anak kakak ya?" tanya Dini antusias, ketika melihat dua anak kecil yang berbeda jenis itu menatap Dini dengan tatapan imutnya, menggemaskan pikirnya.

Antara Ning dan GusWo Geschichten leben. Entdecke jetzt