Chapter 22

13.2K 704 190
                                    

Haaaayyy (senyum jahat)
Sebelum baca siapin tisu gak sih? Soalnya chapter kali ini bakalan mengandung bawang ><

Ingat! Adinlopyou tetap menjadi Adinlopyou, yang suka nyiksa tokoh, Happy end? Jangan ngarep deh awokaowkaowk ><

Happy Reading
.
.
.

__________________________________

"Aby, kotak nasi aku di mana?" tanya Dini kepada Abyzar, yang mana Abyzar sedang menyiapkan bekal untuknya dan untuk Dini.

Abyzar memberikan kotak nasi kepada Dini, Dini meraihnya lalu segera memasukkan ke dalam tas ransel yang dia punya.

"Aby, aku boleh bawa motor vespa kamu ngak?"

"ngak," jawab Abyzar ketus.

"loh? Kenapa?"

"kamu masih punya saya, kalau suatu saat saya tidak ada, kamu hanya bisa saya titipkan kepada Allah."

Dini terdiam sejenak, mencerna ucapan dari Abyzar. "ma-maksud kamu apa sih, By? Suatu saat? Emangnya kamu mau pergi?"

"mungkin, jika memang suatu saat saya tidak pergi, mungkin suatu saat saya akan melupakanmu."

"Abyyy? Kamu mau lupain aku ya?" tanya Dini dengan linangan air mata, hingga kedua tatapan mata itu beradu tatap.

"saya hanya bisa menerima takdir, namun jika memang apa yang saya ucapkan menjadi kenyataan, tolong bawa saya untuk sembuh, seburuk apapun saya suatu saat, berjanjilah jangan pernah meninggalkan saya sendiri."

"aku gak bakalan tinggalkan kamu, dan ku harap kamu juga begitu."

"dan jika suatu saat saya tertidur, tolong bangunkan saya untuk bisa melihat wajah cantikmu, umi."

Seketika darah Dini berdesir hebat, apa ini? Bukankah ini adalah sebuah kata berpamitan? Bukankah ini sebuah kata yang selaluu dia baca di setiap novel yang akan berakhir sad end?

"Aby? Aku trauma dengan kata itu, tolong tarik kata itu kembali,"  ucap Dini dengan suara bergemetar.

Abyzar membawa Dini ke dalam pelukannya, nampak bahwa sekarang tubuh Dini bergemetar hebat. Sebuah kecupan singkat dia layangkan di kening Dini, tampa sepengetahuan Dini, air mata Abyzar yang dia tahan ikut tumpah juga.

***

Dini turun dari motor sport Abyzar, rasa tidak karuan meliputi perasaannya. Dini mulai berjalan meninggalkan Abyzar yang hanya melihat punggung Dini dari belakang, namun seperkian detik kemudian, Dini kembali berlari ke arah Abyzar yang masih stay duduk di atas motor.

"berjanjilah untuk menjemputku dengan kondisi sehat?" ucap Dini sembari menjulurkan jari kelingkingnya.

Abyzar terkekeh sembari melihat jari kelingking Dini yang sudah stay di depan matanya. "saya berjanji akan menjemput Cinderella dengan kondisi sehat, wahai Cinderella, tunggulah Pangeran yang akan menjemputmu dengan motor sport." jawab Abyzar sembari menautkan jari kelingkingnya.

"pangeran berjanjikan?"

"tentu Cinderella, pegang janji pangeran!"

Dini tersenyum senang hingga matanya menyipit. "aku masuk dulu ya," ucap Dini lalu berlari kecil meninggalkan Abyzar.

Beberapa langkah meninggalkan, Dini kembali berbalik badan menoleh ke arah Abyzar, dia melambai lambaikan tangannya seraya tersenyum senang. "PANGERAAN! CINDERELLA BELAJAR DULU YAA! JANGAN LUPA JEMPUT CINDERELLA!" seru Dini lalu kembali berlari.

Antara Ning dan GusWhere stories live. Discover now