💛 3

39.4K 3.2K 37
                                    

.
.
.
Happy Reading 💛

Bibi Lana adalah pengasuh Kaylan Edbert Alexander sejak tuan kecilnya masih balita, ia sangat tahu sifat tuan kecilnya karena ia yang melihat perkembangan tuan kecilnya.

Bibi Lana sudah menganggap tuan kecilnya seperti anak kandungnya sendiri. Ia sangat menyayanginya. Hanya saja ia tidak bisa membantu tuan kecilnya ketika disiksa oleh tuan besarnya dan yang lainnnya lantaran hanya masalah kecil sekalipun. 

Sudah tiga hari Kaylan tertidur karena pingsan saat itu. Bibi lana memandang tuannya sendu. Ia tidak tega melihat tuan kecilnya seperti ini. Selalu seperti ini. Hanya saja ini yang paling parah. 

Dokter Ryan sudah mengirim surat ke mansion untuk tuan besarnya. Berharap keluarga Alexander ada yang datang menjenguk tuan kecilnya. Namun itu hanyalah harapan, mereka tidak pernah memperdulikan tuan kecilnya sejak lahir.

"Kapan tuan akan bangun?" Ucap bibi lana sambil menghapus air matanya. 

Tidak lama kemudian, bibi lana merasakan tangan tuan kecilnya bergerak. Ia langsung berdiri menatap tuannya lalu menekan tombol yang langsung tersambung keruangan dokter Ryan.

Kaylan membuka matanya perlahan. Dapat ia lihat bibi lana menangis sambil menatapnya. Ya benar...sekarang ia tahu sosok ibu-ibu itu yang selalu menatap sendu padanya. Kaylan asli sudah memberikan memory kehidupannya padanya. Walau kaylan tidak yakin ia akan mengingatnya selalu.

"A_air," ucap kaylan terbata. Tenggorokannya sangat kering. 

Bibi Lana langsung mengambil air minum yang berada diatas nakas samping ranjang Kaylan, lalu ia membantu Kaylan duduk agar mudah meminum air putihnya. 

Brak

Tiba-tiba pintu terbuka kasar, hampir saja Kaylan tersedak karena kaget. Ia langsung menoleh ke arah pintu kamar. 

"Maafkan saya tuan kecil," dokter Ryan merutuki dirinya yang bodoh, sudah dua kali ia masuk ke kamar tuannya dan itu membuat tuan kecilnya selalu kaget.

Dokter Ryan berjalan mendekat, lalu ia memeriksa tubuh Kaylan. 

Setelah pemeriksaan selesai, Ia tersenyum lembut pada Kaylan. Ia sangat bersyukur tuannya sudah melewati masa kritisnya.

"Kesehatan tuan kecil sudah lebih baik, kemungkinan satu minggu lagi baru bisa pulang," Ucap dokter Ryan. 

Kaylan menatap dokter Ryan sayu. Ia tahu dokter ini. Kaylan tersenyum mengangguk. 

"Terima kasih dokter~" ucap kaylan pelan, Kaylan asli sangat beruntung memiliki dokter yang selalu ada yang mengobatinya, berbeda dengannya.

Dokter Ryan menahan tangannya agar tidak mengusap rambut tuan kecilnya. Kenapa tuannya setelah bangun dari komanya sangat menggemaskan? Sungguh ia tidak tahan untuk mengusap surai lembut itu.

"Itu sudah kewajiban saya tuan kecil," balas dokter Ryan tersenyum hendak mengelus rambut halus Kaylan.

Namun tiba-tiba pintu terbuka kembali, terlihat pria dewasa dengan aura dinginnya mendekati ranjang Kaylan yang masih duduk sambil menatap orang itu bingung.

Dokter Ryan dan bibi Lana kaget ketika ia tahu siapa yang masuk ke ruang tersebut.

Galen Xaviar Alexander, putra sulung keluarga Alexander. Setahu bibi lana anak sulung keluarga Alexander sangatlah sibuk lantaran ia mengurus anak perusahaan keluarganya di london. Bahkan bibi lana hanya melihat 2 kali semenjak ia berkerja dikeluarga tersebut. Tetapi kenapa sekarang berada disini?

"Kau sudah bangun ternyata," ucapnya datar. Ia menatap Kaylan dalam. 

Galen Xaviar Alexander pemuda matang berumur 30 tahun, memiliki postur badan yang bagus, tinggi badan 185 cm, hidung mancung, mata indah yang berwarna biru,  bibir tebal yang sexy dan memiliki wajah yang tegas. Tidak heran banyak kaum hawa yang mengidolakannya.

Remove Wounds Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang