💛 4

38K 3K 57
                                    

.
.
.

Happy Reading 💛

Suasana pagi ini sangat cerah, sama halnya dengan hati kecil Kaylan. Ia bahagia saat ini karena Xavier abangnya selalu menemaninya selama ia pemulihan. Bahkan kedekatan mereka sudah dekat.

Hari ini adalah kepulangan Kaylan, terlihat bibi Lana sedang membereskan barang-barang yang akan dibawa pulang.

"Abang Vier... Kay ingin buah yang berwarna merah..." ucap Kaylan tiba-tiba pada abangnya yang masih menatap laptopnya dengan serius.

Saat Kaylan menonton kartun di ponsel abangnya pagi tadi ia melihat buah yang seperti bibi lana kasih padanya. Ia ingin mencobanya lagi.

Sekarang Kaylan tidak malu-malu lagi pada Xavier. Kedekatan mereka sangat harmonis. Dan bibi Lana sangat bersyukur akan hal itu.

"Buah merah seperti apa baby? Banyak buah yang berwarna merah didunia ini" tanya Xavier. ia masih fokus pada pekerjaannya.

"Buah yang waktu itu bibi lana kasih,,," jelasnya lucu sambil memainkan lengan hoodienya yang kepanjangan.

Bibi lana yang mendengar tuan kecilnya menyebut namanya langsung menghadap Xavier.

"Mohon menjawab tuan muda, yang saya berikan saat itu adalah buah strawberry," Jawab bibi Lana hormat pada Xavier. Ia tidak ingin ada kesalah pahaman ditambah aura Xavier itu sangat menyeramkan.

Xavier menutup laptopnya. Pekerjaannya sudah selesai. Kemudian ia berdiri lalu menghampiri adiknya yang sedang duduk menatap dirinya lucu. Pipi Kaylan sudah sedikit berisi, tidak seperti pertama ia terbangun dari komanya.

"Baiklah kita akan membelinya saat perjalanan pulang hmm, " ucap Xavier, kemudian ia mengangkat Kaylan kegendongannya. Kaylan langsung mengalungkan tangannya ke leher abangnya. Ia sudah terbiasa digendong oleh abangnya ini. ditambah aroma abangnya ini sangat harum. Kaylan sangat menyukainya.

Kaylan mengangguk senang. Ia langsung menyenderkan kepalanya pada bahu abangnya.

Xavier menarik kupluk hoodie yang Kaylan kenakan, ia tidak ingin orang-orang melihat adik manisnya ini.

***

Saat melewati lorong rumah sakit, banyak orang-orang menatap terang-terangan Xavier yang saat ini menggendong buntalan yang berada di gendongannya.

Sosok Xavier si pria dingin, ternyata bisa bersikap lembut pikir mereka.

Siapa yang tidak mengenal keluarga Alexander didunia ini? Keluarga yang sangat disegani baik dalam perbisnisan luar maupan lokal bahkan didunia bawah sekalipun sangatlah unggul, bahkan menduduki posisi pertama. Tidak heran banyak sekali orang-orang yang bermain licik untuk mengambil hati keluarga Alexander tersebut. Bahkan dengan cara kotor sekalipun.

Xavier berjalan dengan aura dinginnya. Ingin rasanya ia menembak satu persatu orang yang menatapnya terang-terangan.

Kaylan hanya diam, ia memegang jas Xavier erat sambil menyembuyikan kepalanya dalam.

Sebenarnya Kaylan juga heran kenapa tubuhnya sangat tertutup, ditambah aura abangnya ini sangat berbeda sekali. Kaylan takut saat ini. Ia memejamkan matanya rapat.

Terlihat bodyguard suruhan Xavier berbaris rapi dekat mobilnya. Ia tidak ingin nanti diperjalanan ada hambatan, oleh karena itu ia memanggil lebih banyak pengawalan.

Xavier memasuki pintu mobil, ia duduk di kursi belakang dengan kaylan yang masih dipangkuannya. Ia menatap sebentar bayi kucingnya, kemudian tersenyum.

Remove Wounds Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang