💛 25

13.9K 1.8K 99
                                    

.
.
.

Happy Reading 💛

Hidup ini adalah perjalanan panjang yang tidak selalu mulus. Pada hari keberapa dan pada jam keberapa, kita tidak pernah tahu, rasa sakit apa yang harus kita lalui. Kita tidak tahu, kapan hidup akan membanting kita dalam sesekali, membuat terduduk, untuk kemudian memaksa kita mengambil keputusan.

Angin malam berhembus kencang, bahkan pohon-pohon bergoyang cukup kuat dimalam yang gelap gulita.

Xavier memandang laptop yang sedari tadi memutar Kaylan yang berada di mansion daddynya. Sudah satu jam ia memperhatikan laptopnya.

"Bodoh! Siapa yang mengizinkan Kaylan bersama bedebah itu?!" ucapnya tajam mengepalkan tangannya kuat.

Xavier mencari ponselnya buru-buru, kenapa opannya tiba-tiba mengizinkan Kaylan dengan daddynya itu?! Xavier sudah bertekad pada dirinya, bahwa ia akan menghukum daddynya.

"Sialan! tidak diangkat!"

Pekerjaanya sedikit lagi selesai, Xavier sudah berencana kalau minggu depan ia akan pulang. Bahkan penjualan Company yang ia jalani saat ini sudah ia jual diam-diam. Ia sudah menjalankan rencananya dengan benar. Tetapi satu hal yang mengganjal dihatinnya. Mengapa daddynya tidak bertindak sedikitpun padanya?

"Siapkan penerbangan kita saat ini juga. Cepat!"
Ucap Xavier

"Baik tuan," Dion langsung menghubungi tim lainnya cepat.

Xavier menghela nafasnya kasar. Apakah benar pria tua itu sudah berubah? Sulit dipercaya sekali__

***

Suana pagi sangat menghangatkan di mansion Alexander saat ini. Terlihat Kaylan yang memandang kolam ikan disamping mansionnya.

Kaki kecilnya terus menelusuri mansion. Ia mencari bibi Lana sedari tadi, akan tetapi ia tidak melihat sama sekali keberadaan pengasuhnya itu.

Dari kejauhan, ia melihat daddynya yang baru keluar dari lift. Kaylan langsung berlari menghampirinya.

"Jangan berlari boy," tegur Alexander tersenyum, lalu mengangkat Kaylan kegendongannya.

"Daddy, bibi Lana pergi kemana?" tanya Kaylan sambil menatap daddynya serius.

"Bibi Lana sedang pulang, kau merindukannnya?" ucap Alexander berbohong sambil mengusap pipi berisi Kaylan. Mana mungkin ia mengatakan kalau bibi Lana telah ia bunuh?

"Duduk disini sebentar oke, daddy akan membuatkan susu untukmu." ucap Alexander sambil menaruh Kaylan dikursi teras mansionnya.

Kaylan menganggukkan kepalanya menurut sambil menerima buah strawberry yang disodorkan daddynya.

Namun, tidak lama kemudian setelah daddynya pergi. Tiba-tiba ada banyak mobil yang memasuki halaman mansionnya.

"Sejak kapan sibrengsek itu memiliki bayi?" Ucapnya lirih menatap sinis bocah kecil yang tidak jauh dari pandangannya.

Selena Maxmarent, sosok wanita yang sangat disegani didunia bisnis gelap di Maxico. Wanita dewasa berumur 40 tahun yang menguasai dunia bawah di negara tersebut. kemampuannya jangan diragukan lagi. Sejak berumur 10 tahun, Selena sudah mengikuti Pasukan Killer dinegaranya itu.

Siapa saja yang berkhianat padanya, ia tidak segan untuk membunuh siapapun itu. Termasuk orang kepercayaannya itu, Alexander.

Kaylan menatap orang-orang didepannya sambil memakan buah cantiknya. Ia menautkan alisnya.

Remove Wounds Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang