💛 5

35.7K 2.8K 23
                                    

.
.
.

Happy Reading 💛

Xavier menatap sekeliling kamarnya dengan teliti. Kemana adiknya? Baru ditinggal sebentar sudah hilang saja. Ia langsung keluar kamar mencari sekeliling.

Dibalik guci besar dekat tangga, ia mendengar suara isakan kecil. Dan terdengar sendu?

Xavier kenal dengan suara ini. Ia langsung mendekati guci tersebut. Terlihat Kaylan yang menyembunyikan kepalanya di lipatan kaki kecilnya sambil memeluk piring bekas strawberry tadi.

"Hey baby kenapa?,," tanya Xavier pelan, sambil mengusap rambut halus Kaylan, apa yang telah  terjadi dengan adiknya ini?

Kaylan yang mendengar suara familiar di telingannya langsung menaikkan kepalanya. Ia menatap Xavier sedih. Air mata yang sudah tumpah kemana-mana, pipi bulatnya  yang sudah memerah karena tangisan, ditambah warna merah menghiasi sekitar mulut kecilnya,  belum dibersihkan.

Xavier langsung menarik tubuh kecil itu sambil menarik piring yang dipegang erat adiknya. Lalu, memeluknya pelan. Ia tidak tahu apa yang telah terjadi dengan adiknya ini. Baru saja ditinggal sebentar sudah seperti ini saja.

"Hiks...hikss...a-bang,," tangisnya sedih, ia memeluk erat leher Xavier abangnya. Ya, Kaylan saat ini tidak sendirian lagi, ia memiliki orang yang menyayanginya. Yaitu Xavier abangnya.

"Hey apa yang terjadi? Cerita baby,," ucap Xavier menenangkan. Pasalnya suara tangisan Kaylan semakin keras saat ia memeluknya.

Xavier menggendong adik kucingnya menuju dapur. Ia melewati begitu saja ruang tamu yang masih ada teman-teman sikembar.

Kaylan masih sesenggukkan, ia menyembunyikan kepalanya di lipatan leher abangnya. 

"Buatkan susu dalam dot," Perintah Xavier kepada salah satu maid. 

Maid yang mendengar perintah tersebut langsung buru-buru menyiapkan pesanan tersebut. 

Mereka tahu siapa pria yang berkata barusan, Xavier anak sulung keluarga Alexander yang tidak pernah pulang ke mansion, mereka tidak pernah melihat secara langsung tuan muda pertamanya ini. Yang lebih kagetnya, mengapa Kaylan bungsu dari keluarga Alexander sangat dekat dengan Xavier? Bukankah keluarga tersebut tidak menyukai sibungsu?

"Jaga pandangan kalian!" Ucap Xavier tajam. Ia masih mengusap pipi Kaykan yang blepotan menggunakan tisu basah. Kaylan hanya diam apa yang dilakukan abangnya, ia sangat lelah saat ini. 

Mereka yang mendengar ucapan dingin dari Xavier langsung menundukkan pandangannya takut. Mereka masih menginginkan kehidupan di dunia ini dengan tenang.

"Mohon maaf tuan, ini susu untuk tuan kecil," Ucap maid tersebut sambil menaruh pelan ke atas pantry. 

Perihal bibi Lana pengasuh kaylan, ia tidak ada di mansion. Karena Xavier memberi cuti pada pengasuh adiknya itu yang sudah merawat Kaylan dengan baik.

Xavier hanya mengangguk. Lalu ia membawa susu tersebut ke taman belakang agar adiknya merasa lebih nyaman. 

Xavier menatap adiknya yang berada di pangkuannya saat ini, ia tersenyum melihat tingkah adiknya. 

"Tanganmu kotor baby,," ucap xavier menarik pelan tangan kecil itu dari mulut Kaylan, lalu membersihkannya menggunakan tisu basah. 

Kaylan menatap abangnya garang, sebenarnya ia sangat haus dari tadi, ditambah ia menangis cukup lama tadi.

"Minum susu saja oke," Xavier menyodorkan dot susu ke hadapan Kaylan. Kaylan yang melihat benda tersebut mengeryitkan dahinya, diakan sudah besar? 

"Cobalah dulu," 

Remove Wounds Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang