💛 10

35K 3K 85
                                    

.
.
.
.

Semoga menghibur🍓💛

Alexander menatap kaylan yang saat ini masih belum sadarkan diri. Ia sudah mengganti baju basah kaylan dengan pakaian yang hangat. Saat masih dipantai tadi, Alexander menyuruh crish untuk mengambil kebutuhan kaylan secara diam-diam. Ia mengancam crish agar tidak memberitahu keberadaannya sekarang. Saat ini mereka berdua belum pulang ke mansion. Sudah pasti xavier mengerahkan seluruh bodyguard untuk mencarinya.

Alexander berjalan menuju balkon hotel miliknya, ia menatap langit yang gelap, hari sudah malam. Tetapi hujan masih sangat deras. Pikirannya sangat berantakan saat ini.

Kaylan menggeliatkan badannya, badannya terasa sangat pegal-pegal. ia membuka mata bulatnya perlahan menatap sekeliling. Dimana ini?

'Hatcim!' Kaylan tiba-tiba bersin, ia buru-buru menutup mulutnya agar tidak ada yang terganggu.

Alexander yang mendengar suara bersin kecil tersebut ia langsung membalikkan badannya. Lalu menghampiri kaylan yang menatapnya kaget. Apakah anaknya takut padanya?

Kaylan melihat orang yang menjadi ayahnya saat ini, ia menatap takut. Kaylan buru-buru duduk, lalu memundurkan badan kecilnya. Apakah daddynya akan memarahinya lagi?

"Ma-maaf..." ucap kaylan, mata bulatnya sudah berkaca-kaca.

Alexander diam menatap kaylan, lalu menghembuskan nafasnya berat. Ia hendak menyentuh dahi kaylan.

Kaylan mundur lagi, melihat daddynya akan mendekatinya. Akan tetapi tangan besar alexander cepat menahannya.

"Kau demam." Ucap datar Alexander setelah menyentuh dahi kaylan. Lalu ia mengambil ponsel, menghubungi crish untuk membeli obat dan bubur diluar.

Kaylan hanya diam sambil memegang erat selimut yang menutupi tubuh kecilnya.

Tidak lama kemudian pintu hotel diketuk, alexander langsung menghampiri pintu hotel dan langsung mengambil pesanannya.

"Makanlah" perintah alexander menyodorkan bubur ayam yang masih hangat. Kaylan menatap daddynya sebentar. Sebenarnya ia ingin menolak tapi takut. Kaylan sangat benci makanan lembek itu.

"Te-terima kasih daddy." Ucap kaylan pelan memberanikan diri, Ia masih takut daddynya akan memarahinya lagi. Kaylan mengambil bubur tersebut lalu memakannya perlahan.

Alexander duduk disamping kaylan, ia memperhatikan kaylan dalam. Biasanya kaylan selalu mencari perhatinnya. Namun, kenapa saat ia melupakan dirinya, hati Alexander sakit?

Alexander tidak pernah memperhatikan kaylan sejak ia lahir. Bahkan menyapanya sekalipun. Baru hari ini ia sangat dekat dengan anak bungsunya. Anak yang sangat ia benci.

"Daddy, sudah..." ucap kaylan, ia ingin muntah saat ini, dan juga kepalanya sangat pusing.

Alexander menatap bubur tersebut yang hanya berkurang sedikit.

"Habiskan." Ucap alexander menatap dingin kaylan.

Kaylan yang ditatap seperti itu menundukkan kepalanya. Ia menahan air matanya agar tidak terjatuh. Kepalanya semakin sakit.

"Hiks...maaf" ucap kaylan sambil menghapus air matanya. Ia mengambil lagi bubur itu, lalu memakannya kembali. Namun, baru dua suap tiba-tiba bubur tersebut kembali lagi, kaylan menutup mulutnya agar tidak muntah. Mata bulat kaylan memerah, ia berusaha menelan kembali bubur tersebut.

'Huekk...huek..hiks..' kaylan tidak kuat menahannya lagi, ia memuntahkan buburnya di kasur mewah tersebut, ia terisak.

Kaylan masih menahan mulutnya agar tidak muntah lagi. Alexander yang melihat hal itu menghembuskan nafasnya kasar.

Remove Wounds Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang