💛 19

24.2K 2.9K 116
                                    


.
.
.
.
Semoga Menghiburr 🍓🍓

Diruangan yang menegangkan, seorang pria paruh baya sedari tadi menatap fokus layar laptopnya. 

Caesar Alexander, pria lansia berumur 70 tahun. Walaupun usianya sudah tua, akan tetapi tenaga yang dimilikinya masih kuat. Dulu, caesar adalah mantan gangster Sinaloa Cartel, Gangster paling berbahaya yang terkenal sebagai kartel narkoba yang bersaing untuk memperebutkan kekuasaan dengan gangster lainnya di Meksiko. Tidak heran jika dengan usianya yang sudah sangat tua itu ia masih cukup kuat beraktifitas normal, tidak seperti lansia biasanya.

Caesar pemilik Alexander Company yang sangat disegani oleh kalangan pengusaha di negaranya. Awalanya perusahaan tersebut diurus oleh anakny ricard, akan tetapi ditarik kembali saat ia mengancam anaknya itu. Caesar tidak tahu, kalau ricard memiliki perusahaan lain selain yang dimilikinya. Anaknya itu sangat sulit untuk ditebak. Bahkan caesar pernah mengirim mata-mata untuk mengawasi ricard, akan tetapi mata-mata itu hilang seketika. Tidak ada jejak sedikitpun yang tertinggal.

Dirinya sudah mendengar kalau cucu bungsunya dititipkan kemansionnya. Apakah anak-anak dari putra batunya itu sudah berani melawan?

Caesar tersenyum melihat video dilayar laptopnya yang dikirim oleh diana istrinya. Ia harus pulang saat ini juga.

"Siapkan kepulanganku hari ini juga." Perintah datar caesar lewat ponselnya.

"Kita lihat, siapa yang akan menang kali ini ricard," lirihnya tersenyum smirk sambil melihat kembali video tadi.

***

Suasana pagi di kediamana mansion omanya sangat ramai, para maid menyiapkan sarapan pagi dengan semangat. Tidak seperti biasanya.

Berbeda dengan kaylan, sedari tadi arvin terus menggoda kaylan tetapi respon adiknya ini biasa saja.

"Kay, sudah marahnya ya... Bagaimana kalau nanti kita telpon bang vier hm?" Tawar arvin.

Saat kaylan terbangun, ia langsung mencari abangnya itu. Kaylan langsung menangis saat tahu kalau xavier abangnya sudah pergi meninggalkannya. Segala cara sudah arvin lakukan, tetapi adiknya ini tetap diam dan murung.

Kaylan yang mendengar itu menatap arvin, mata bulatnya berembun kembali.

Arvin menarik tubuh kecil kaylan lalu menggendongnya. "Sutt, sudah bersedihnya oke? Abang vier pergi demi kebaikanmu baby,," ucap arvin sambil mengusap punggung kaylan pelan.

Kaylan meyenderkan wajahnya dipundak arvin, mata bulatnya meneteskan air matanya lagi.

"Hiks..hiks.." isak kaylan sedih.

Arvin membawa kaylan keluar dari kamar, kemudian berkeliling mansion sambil menunggu sarapan pagi selesai.

Saat melewati taman belakang, kaylan mengangkat wajahnya. Ia melihat para maid sedang menyiram tanaman.

"Kay ingin itu," ucap tiba-tiba kaylan sambil menujuk kearah tanaman tersebut.

Arvin melihat arah tangan kecil kaylan, ia tersenyum. Itu tanaman buah strowberry. arvin baru tahu kalau dimansion omanya ada tanaman tersebut. Bukankah omanya itu tidak menyukai tanaman seperti itu?

Arvin mendekati kebun tersebut, lalu mengambil satu buah strowberry yang sudah matang.

"Sarapan dulu oke, setelah itu makan buah ini." Ucap arvin lalu berjalan menuju ruang makan.

Kaylan yang mendengar ucapan abangnya itu langsung menggeleng, dirinya sudah 1 hari tidak memakan buah tersebut. 

"No, kay ingin makan sekarang.." ucap kaylan menatap arvin garang.

Remove Wounds Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang