💛 20

23K 2.8K 89
                                    

.
.
.
.
Happy Reading 🍓🍓🍓

"Arvin jeorel Alexander, kau ingin hukumanmu bertambah?" Tanya dingin caesar sambil mendekati mereka. Ia menatap kaylan yang masih menundukkan kepalanya, lalu mengangkat kaylan kegendongannya perlahan. Sudah lama sekali dirinya tidak seperti ini.

Kaylan yang merasakan tubuhnya melayang langsung mendongakkan kepalanya. Ia menatap wajah orang yang mengangkatnya saat ini. Wajah ini, mengingatkannya pada daddynya. Apakah ini opanya? Sosok kakek yang diceritakan xavier abangnya.

Kaylan masih memperhatikan caesar bingung dengan air mata yang masih mengalir.

"Temui opa setelah makan malam nanti." Ucap caesar dingin lalu pergi meninggalkan arvin yang masih diam.

Arvin menatap kepergian opanya itu, lalu menghela nafasnya berat.

***

Kaylan memegang erat jas yang dipakai opanya, ia tidak berani jika harus memegang pundak opannya ini.

Caesar membawa kaylan ke taman yang berada dibalakang mansion, lalu duduk dikursi taman tersebut dengan kaylan yang berada dipangkuannya. Ia menatap kaylan yang masih menudukkan wajahnya sedari tadi.

Caesar tersenyum melihat wajah cucu bugsunya yang masih tersisa air matanya itu. Benar apa yang diucapkan istrinya, kalau cucunya ini memang berbeda. Caesar mengangkat tangannya lalu mengusap pipi kaylan yang basah.

"Kau benar-benar mirip dengan elle," lirih caesar menatap kaylan.

Sebenarnya caesar sedari dulu merencanakan kalau hak asuh kaylan jatuh padanya, akan tetapi ricard anaknya selalu saja menghalanginya. Ricard sangatlah buas, caesar sudah berkali-kali mengajukan hak asuh tersebut, karena ia tahu kalau anaknya itu pasti tidak akan menerima kaylan. Ricard yang dirinya kenal saat ini sangatlah berbeda.

Caesar menatap kaylan sedih, dirinya sangat berhutang pada menantunya itu. Ia tidak pernah membalas kebaikan sosok elleana sampai akhir hayatnya, elleana selalu menolak jika diberi hadiah berupa uang ataupun barang.

Caesar menghela nafas, ia menatap kaylan yang berada dipangkuannya.

"Aku adalah kakekmu, ayah dari daddymu. Bukan-bukan...dia tidak pantas disebut daddy untuk makhluk suci sepertimu." Caesar tersenyum lembut sambil mengusap rambut kaylan.

Kaylan mengangkat wajahnya lalu memperhatikan opanya bingung. Sepertinya opanya orang baik__tidak seperti daddynya?

Caesar memperhatikan kaylan yang masih terdiam, cucunya ini kenapa sangat pendiam sekali. Apakah karena kecelakaan itu?

Caesar mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya,

"Untukmu,,"sodor caesar memberikan coklah pada kaylan.

Kaylan menatap coklat yang berada didepannya. Sudah lama sekali ia tidak merasakan makanan manis itu.

Caesar menyodorkan lagi coklat tersebut ke hadapan kaylan, "tidak mau?" Tanya caesar.

Kaylan menatap opanya sebentar lalu mengambil coklat tersebut pelan.

"Te-terima kasih," ucap kaylan tersenyum tipis menatap opanya sebentar, lalu menundukkan lagi kepalanya.

Caesar tersenyum mendengar ucapan lembut kaylan. Mengapa suara dari cucunya ini lembut sekali?

***

Bugh
Bugh

"Dimana kalian menyembunyikan anakku hah!!" Teriak seseorang setelah memukul keras rahang orang didepannya.

Remove Wounds Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang