💛 6

34.3K 3K 30
                                    

.
.
.
.

Semoga menghibur 🍓🍓🍓

Angin berhembus pelan digelapnya malam yang gelap gulita, tidak ada satupun bintang yang menampakkan cahayanya. 

"Apakah anak itu benar-benar lupa ingatan chris?" tanya pria dewasa yang duduk menghadap luar balkon sambil menghisap rokoknya, kemudian mengeluarkannya perlahan.

"Benar tuan besar, saya sudah menanyakan langsung pada dokter Ryan, dan juga sikap tuan kecil sangat berubah tidak seperti biasanya." Jawab Chris tegas. 

Pria dewasa itu menganggukan kepalanya. Ia tersenyum smirk. 

Chris yang melihat tuannya tersenyum seperti itu sudah biasa. Pasti akan ada kejutan kedepannya. Semoga dengan lupa ingatannya bungsu dari keluarga Alexander bisa membuat mereka sadar akan kelakuan keluarganya terhadap tuan kecilnya.

"Siapkan kepulanganku besok,"kata pria dewasa itu dingin. 

Chris mengangguk, semoga ini pertanda baik. 

Chris adalah tangan kanan Alexander ialah yang menyaksikan keluarga harmonis ini berubah seutuhnya. Ia pernah meyakinkan tuannya bahwa kematian istrinya itu bukanlah salah bayi yang baru saja lahir, itu adalah takdir. Saat itu juga chris dihajar habis-habisan oleh Alexander ia membabi buta dirinya.

Sampai sekarang ia tidak berani lagi membahas perihal tersebut. Biarkan tuhan yang menegur tuannya itu.

***

"Sekarang tidur," kata Xavier sambil mengusap rambut halus Kaylan.

Kaylan menatap abangnya sayu, sebenarnya ia sangat mengantuk sedari tadi, tetapi pikirannya terus memikirkan rasa susu yang abanganya kasih tadi siang.

"Tidurlah Kay," ucap Xavier lagi.

"Susu~" kata Kaylan lirih. Ia terus memikirkan susu itu, entah lah ada apa dengan dirinya, tiba-tiba ia menginginkan susu dalam botol tersebut.

Xavier yang mendengar permintaan adiknya tersenyum, ternyata adiknya tidak bisa tidur karena memikirkan meminum itu.

"Buatkan susu hangat dalam dot secepatnya." Ucap Xavier dingin menyuruh Dion asisten pribadinya lewat telpon.

Tidak lama kemudian pintu kamar diketuk.
Xavier langsung membuka kecil pintu kamar, lalu mengambil benda tersebut.

"Minumlah baby,"kata xavier memberikan dot tersebut pada Kaylan, ia membantu adiknya memegang dot tersebut.

Kaylan langsung menerima benda tersebut, ia memasukkan nipple dot itu lalu menghisapnya cepat. 

"Pèlan-pelan baby," kata Xavier memperingati sambil mengusap pipi gembul adiknya. 

Kaylan berbaring miring menghadap abangnya agar ia mudah menghisap benda tersebut. Ia menatap abangnya sayu, lalu mengusap tangan abangnya yang sedang memegang dotnya. 

Xavier memperhatikan adiknya tersenyum. Adiknya sangat menggemaskan. Tidak ada lagi Kaylan anak yang keras kepala mulai sekarang, melainkan Kaylan si anak kucing yang penurut dan seperti bayi.

Setelah beberapa menit, niple dot tersebut terlepas. Menandakan bahwa adiknya sudah tertidur. 

Xavier menarik dot tersebut dari mulut kecil Kaylan, lalu menggantinya dengan pecifer beruang. Pipi bulatnya bergerak mengemut pecifer. Benar-benar seperti bayi.

Xavier membenarkan tidur Kaylan agar tidak terlalu miring, lalu ia membenarkan poni adiknya yang menutup pelipisnya, kemudian mencium pelan pelipis dan kedua pipi gembul adikna lembut.

Remove Wounds Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang