54. Karena kamu bisa menghadapinya sendiri

5.1K 407 18
                                    

Gadis memasuki rumah Pak RT yang ternyata sudah cukup penuh dengan para ibu-ibu yang sedang duduk lesehan di teras rumah. Mereka tampak sedang memperhatikan Gadis dengan tatapan ingin tahunya.

"Permisi, Bu RT," Ucap Suminah sambil mulai mengajak Gadis untuk duduk. Ia baru melepaskan cekalannya pada tangan Gadis saat mereka sudah duduk di karpet.

"Ya, Sum. Ini siapa?"

"Katanya Mbaknya ini temannya pak Gavriel. Tapi saya enggak percaya, Bu RT masa teman bawa koper waktu datang kaya mau pindahan aja."

Sialan...
Harga diri Gadis sebagai seorang wanita terasa ternodai dengan kata-kata Suminah ini. Dirinya selama ini selalu berusaha menjaga kehormatannya dengan baik. Jangankan untuk tinggal serumah tanpa ikatan pernikahan, menginap di hotel bersama Gavriel saja ia tidak hanya berdua. Ada sosok Leander yang menemani mereka. Jadi mana mungkin ia akan senekat ini? Apalagi ia masih berstatus istri orang, terlepas dari masalah rumah tangga yang sedang ia hadapi saat ini.

"Oh, kalo begitu biar saya konfirmasi dulu sama Mbaknya."

Gadis rasanya gemas karena ia justru diintrogasi di depan khalayak ramai seperti ini. Apalagi yang ada di dekatnya adalah para ibu-ibu yang merupakan tetangga satu kompleks Gavriel.

"Maaf kalo boleh tahu, namanya siapa?"

"Nama saya Gadis, Bu."

"Apakah mbak Gadis mau menginap di rumah pak Gavriel?"

Reflek Gadis langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak, Bu. Saya hanya akan bertemu pak Gavriel sebentar. Saya saja menunggu pak Gavriel pulang di teras, bukan di dalam rumah."

"Baik kalo begitu, tapi jika bertamu sebisa mungkin jam sepuluh malam harus sudah pulang ya, Mbak?"

Astaga....
Kali ini Gadis merasa dirinya seperti anak sekolah yang baru saja ketahuan ngamar berdua dengan pacarnya. Padahal ia hanya menunggu di depan rumah. Kenapa jadi seserius ini urusannya?

"Iya, Bu."

Suminah yang terkenal sebagai asisten rumah tangga paling bawel dan kepo satu kompleks ini segera menginterupsi pembicaraan bu RT dengan Gadis.

"Kalo memang enggak ada hubungan apa-apa, kenapa mau bayarin arisan pak Gavriel?"

Gadis mencoba menarik napas dalam-dalam dan pelan-pelan ia embuskan perlahan. Ia berharap bahwa dirinya akan memiliki kesabaran yang luar biasa untuk menghadapi Suminah ini.

"Saya bilang tadi mau menalangi dulu, yang berarti saya akan minta ganti ke pak Gavriel."

"Oh....," ucap Suminah saat menyadari jika Gadis telah kehilangan kesabarannya namun tetap berusaha menahan semua itu agar tidak meledak di hadapan banyak orang.

Karena sudah terlalu lama mengulur waktu, akhirnya bu RT meminta kepada MC yang ditinjuk sore ini untuk membuka acara arisan. Di mulai dari pembukaan, lalu disusul menyanyikan lagu Indonesia Raya. Acara selanjutnya adalah sambutan hingga pembahasan masalah piknik RT tahun ini. 

"Masa cuma ke Bandung atau Jogja. Harusnya kita ke Bali aja sesekali. Budgetnya 'kan cukup banyak tahun ini."

"Benar juga. Kita habis dapat sumbangan dana piknik dua puluh juta dari juragannya Suminah."

Gadis cukup terkejut mendengar hal ini. Jika dilihat memang perumahan ini tidak semewah perumahan yang ada di  kawasan PIK tetapi kemungkinan orang-orang yang tinggal di sini berasal dari kalangan ekonomi mampu. Jika tidak, mana mungkin memberikan sumbangan uang piknik warga sebesar dua puluh juta begitu saja.

Kini Gadis menjadi berpikir jika beberapa nasabah serta client Gavriel dulu adalah tetangganya sendiri. Pantas saja Gavriel sering mencapai target bulanannya karena toh sebagian besar tetangganya kemungkinan adalah pengusaha.

From Bully to Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang