59. Mama Ingin Bertemu, Dis.

4.3K 452 12
                                    

Gadis menatap penampilannya di depan cermin besar yang ada di dalam kamarnya. Ia perhatikan penampilannya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Rasanya ia puas dengan pakaian yang ia pilih bernuansa merah kali ini. Setidaknya ia harus terlihat 'cetar' kala menghadiri sidang perceraiannya. Jika perlu Pradipta harus sadar jika dirinya telah membuang batu berlian hanya untuk memungut batu kali. Demi terlihat sempurna, Gadis bahkan melengkapi penampilannya dengan set perhiasan berlian milik sang Mama. Ini juga permintaan sang Mama hingga Mamanya memintanya menenteng tas hermes. Meskipun ini bukan style-nya yang selalu menenteng barang-barang branded, tetapi demi mengintimidasi Pradipta, Gadis rela melakukannya.

Saat melihat jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, Gadis segera turun ke bawah. Saat sampai di ruang makan, Mama dan Papanya sudah menunggunya di sana untuk sarapan.

"Dis, kamu yakin enggak ijinkan Mama dan Papa ikut?"

"Enggak, Ma. Aku masih bisa sendirian," Kata Gadis sambil menarik kursi yang ada di hadapannya.

Begitu ia duduk di sana, Sudibyo langsung menatap putrinya ini dengan tatapan menyelidik. Ia mencoba memastikan jika Gadis benar-benar sudah bulat dengan tekadnya ini.

"Kamu yakin tidak akan goyah saat melawan Pradipta?"

"Yakin, Pa. Ada bu Angela yang temani aku."

"Gimana Alena sama siapa itu teman kamu yang mau kamu jadikan saksi?" Tanya Sudibyo mencoba mengorek informasi kebih banyak dari Gadis.

Gadis menelan salivanya. Ia terpaksa menceritakan tentang sosok Gavriel kepada kedua orangtuanya. Bagaimanapun juga Gavriel akan menjadi saksi di persidangan cerainya. Uniknya orangtuanya tidak banyak kepo tentang siapa Gavriel atau hubungannya selama ini.

"Gavriel Erlando."

Aryanti yang mendengar nama laki-laki itu disebut oleh anak bungsunya menjadi tersenyum kecil. Terlebih saat mengingat cerita dari Banyu. Banyu banyak menceritakan kepadanya tentang sosok Gavriel. Dimulai dari awal perkenalan Gadis dengan Gavriel hingga hubungan mereka belakangan ini. Meskipun sang anak sulung banyak menceritakan hal ini, namun Gadis justru hanya menyebut nama ini sekali. Itupun baru semalam. Aryanti cukup terkejut karena suaminya mencoba membuat Gadis menceritakan tentang mantan rekan kerjaanya ini.

"Namanya ganteng ya, Dis. Mama jadi penasaran, apakah orangnya seganteng namanya?" Tanya Aryanti sambil menatap anak perempuannya.

Gadis yang mendengar pertanyaan itu memilih mulai mengambil menu sarapan pagi ini yaitu nasi liwet.

"Kalo laki-laki ya ganteng, Ma. Kalo perempuan cantik."

"Kamu kok cuek gitu sih, Dis. Mama malah makin penasaran sama si Gavriel. Ajakin ke sini lah nanti habis dari pengadilan."

"Buat apa sih, Ma?"

"Kok buat apa? Ya, Mama mau mengucapkan terimakasih karena dia sudah mau membantu kamu. Alena sama Gavriel rela lho ambil cuti di kantor demi menghadiri sidang ini."

Kini Gadis mencoba menghentikan aktivitas makannya dengan menaruh sendok dan garpu di atas piring. Kini ia menatap sang Mama dengan tatapan penuh menyelidik. Sepertinya Mamanya sudah banyak mendapatkan bocoran tentang hubungannya dan Gavriel. Okay, mungkin tidak langsung dari Alena, namun bisa jadi dari kakaknya.

"Sebanyak apa Mama tahu tentang Gavriel?"

Sudibyo memilih tidak ikut campur. Kini ia membuka koran yang ada di dekatnya dan pura-pura sibuk membaca berita pagi ini. Ia sudah memperingatkan istrinya sejak semalam agar tidak banyak bertanya kepada Gadis, tapi ternyata Aryanti tidak bisa sabar hingga waktunya tepat untuk bertanya.

From Bully to Love MeWhere stories live. Discover now